Page 63 - MAJALAH 159
P. 63
foTo: DoKPRI/IW
Anggota Komisi X DPR RI Zainul Arifin Noor meninjau kondisi pendidikan di dapilnya
Zainul Arifin Tekad pemerataan pendidikan di Kalsel
berbuah manis menjelang akhir tahun
Memajukan Pendidikan 2016. Didukung fraksi PKB dan teman-
teman Komisi X, ada lebih dari 25 ribu
pelajar di Kalsel mendapatkan beasiswa
Anak Bangsa Program Indonesia Pintar.
“Mereka yang menerima tersebar di
delapan kabupaten Dapil Kalsel 1 yang
terdiri dari pelajar SD, SMP dan SMA/
SMK. Pada tahun 2017, saya berhasil
Anggota Komisi X tinggi. Namun, dengan menjabat di memperjuangkan lebih 22 ribu pelajar
Komisi X, dirinya bisa memperjuangkan untuk mendapatkan beasiswa Program
DPR RI Zainul Arifin beasiswa tidak hanya untuk mereka Indonesia Pintar,”jelasnya.
Noor yang merupakan yang ingin kuliah, melainkan juga bagi Tak hanya beasiswa, berbagai jenis
pelajar SD, SMP dan SMA/ SMK. rehab untuk ruang kelas, perpustakaan
mantan Rektor Perjuangannya dimulai dengan hingga laboratorium di sekolah juga
Universitas Achmad yani mendata semua siswa tidak mampu di menjadi perhatiannya. Sudah puluhan
Banjarmasin bertekad seluruh pelosok daerah di Dapil Kalsel ruang kelas yang tidak layak direhab,
1. Mulai ujung Barito Kuala di daerah ada puluhan sekolah yang menambah
bisa memajukan Tabunganen yang harus menggunakan ruang kelas baru. Kemudian sarana
pendidikan di indonesia. speedboat sekitar 2 jam dari pusat pendukung kegiatan belajar lainnya
Kota Banjarmasin hingga pedalaman juga diperjuangkan seperti lapangan
iat tulusnya agar bisa memajukan Tabalong yang berbatasan dengan voli untuk SMP dan SMA/ SMK, alat
pendidikan, khususnya di daerah Kalimantan Timur. permainan edukatif untuk PAUD.
Npemilihannya, Kalsel 1 perlahan “Setiap kegiatan dalam rangka reses, Ia berharap disisa masa jabatannya
bisa dirasakan lebih banyak oleh saya selalu memberikan waktu khusus ini bisa lebih banyak berkontribusi
masyarakat. kepada masyarakat untuk menyerahkan untuk masyarakat. Untuk itu, dia sangat
Memang, sebelum menjabat nama-nama anak atau keluarganya yang terbuka untuk kritikan masyarakat atas
sebagai Anggota DPR, dirinya yang kesulitan sekolah. Karena ‘Pintar bukan langkanya dalam memperjuangkan
seorang Rektor sudah banyak hanya milik orang yang mampu sekolah. pendidikan anak bangsa.
memberikan beasiswa bagi anak-anak orang tidak mampu juga berhak “Jika ada kinerja saya yang kurang
dari keluarga kurang mampu untuk pintar,’” sebut pria 56 tahun tersebut. baik, silakan dikritik. Kita perlu saling
melanjutkan pendidikan di perguruan Upaya Pak Rektor dalam rangka mengingatkan,” ucapnya. RNm/SC
159 XLVIII 2018 PARLEMENTARIA 63

