Page 20 - MAJALAH 227
P. 20

LEGISL ASI





                                        RUU Kepariwisataan


                          Mengurai Tumpang Tindih


                             Pengelolaan Pariwisata






                 Komisi X DPR RI telah
                   membentuk Panitia
             Kerja (Panja) Rancangan
               Undang-Undang (RUU)
                Kepariwisataan. Panja
               ingin merevisi Undang-
                    Undang Nomor 10
                  Tahun 2009 tentang
                  Kepariwisataan. Tata
                      kelola pariwisata
                      diupayakan tidak
                       tumpang tindih.



                     ektor pariwisata di
                     Indonesia menjadi salah   FOTO: DEP/NR
                     satu dari lima sektor
                     sebagai penyumbang       Ketua Panja RUU Kepariwisataan Agustina Wilujeng Pramestuti.
            Sdevisa negara tertinggi
            sebesar Rp75 triliun. Namun, usai   leading sector. Akan tetapi, dari   Ia menegaskan perlu ada regulasi
            dihantam pandemi Covid-19, putaran   tahun 2015, sampai sekarang belum   yang tegas nan jelas. Maka,
            ekonomi melambat mengakibatkan    terlaksana, ini pun harus masuk   persoalan ini akan menjadi salah
            seluruh sektor unggulan terutama   dalam undang-undang,” ungkap    satu muatan yang akan dimasukkan
            pariwisata menjadi terbengkalai.   Agustina. Menyoroti ‘kartu kuning’   dalam penyempurnaan revisi UU
            Menyelesaikan dari akar, Komisi X   yang diterima destinasi super prioritas   Kepariwisataan.
            DPR menilai UU Kepariwisataan perlu   Danau Toba dari UNESCO, politisi   “Masalah ini menjadi concern
            direvisi.                         Fraksi PDI Perjuangan itu menilai,   bagi Panja Pariwisata untuk
               Ketua Panja RUU Kepariwisataan   terlalu banyak instansi yang terlibat   penyempurnaan soal kelembagaan
            Agustina Wilujeng Pramestuti      dalam pengambilan kebijakan dan   di dalam Undang-Undang Tentang
            meyakini bahwa banyak kebijakan   pengelolaan destinasi pariwisata   Pariwisata. Pada pembahasan
            tentang kepariwisataan yang tidak   super prioritas.               selanjutnya, kami mungkin harus hati-
            terkoneksi satu sama lain. Di sisi lain,   Hal ini mengakibatkan penugasan   hati dalam proses ini, supaya tidak
            sebutnya, UU No.10/2009 ini belum   antarinstansi menjadi abu-abu,   ada singgungan dengan kementerian
            mampu menjawab tantangan dan      sehingga menciptakan tata kelola   lain yang mungkin akan bisa
            hambatan yang kerap terjadi. Padahal,   pariwisata yang tidak efektif dan   menghambat revisi undang-undang
            sektor pariwisata adalah sektor yang   efisien. Selain itu, masalah ini juga   pariwisata,” terangnya.
            dinamis.                          menghambat setiap eksekusi          Mewakili Komisi X DPR, Agustina
               “Tak hanya jadi amanat presiden,   pengembangan kepariwisataan   menekankan, akan memperbaharui
            sektor pariwisata harus menjadi   berupa riset, edukasi, dan pemasaran.   dan menyinkronkan berbagai



             20   PARLEMENTARIA     EDISI 227      TH. 2023
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25