Page 102 - Stabilitas Edisi 185 Tahun 2022
P. 102

Syarif Fadilah
               KOLOM                                         Pemimpin Redaksi Majalah STABILITAS










                  Memaksakan Diri                                 membiayai proyek itu dengan uang negara, yang sejak
                                                                  awal pemerintah sendiri mengetahui bahwa itu bukanlah
                                                                  pilihan tepat. Malahan belakangan muncul usulan
                        da suatu waktu dimana kita diharuskan untuk   baru lagi bahwa proyek ini akan menggunakan pola
                        memaksakan diri kita untuk melakukan sesuatu.   crowdfunding (dana urunan) yang berasal dari seluruh
                  ATetapi banyak pula saat dimana kita seharusnya   rakyat.
                  tidak boleh memaksakan diri, apalagi melakukan sesuatu   Lemparan ide yang paling akhir itu tentu menjadi hal
                  hanya sekadar untuk membuktikan sesuatu.        yang aneh. Sebabnya, ketika mengusulkan atau membuat
                     Akan tetapi memaksakan diri bukanlah hal yang ajeg.   rencana, bahkan mengesahkan Undang-Undang Ibu
                  Artinya semuanya tergantung kondisi dan situasinya.   Kota Negara, rakyat tidak pernah ditanya kesediaannya.
                  Bisa jadi saat ini ketika kita ingin menyelesaikan dan   Begitu melihat jalan buntu terkait pendanaan, pemerintah
                  melakukan sesuatu, hal itu bukanlah                        mengajak masyarakat untuk iuran demi
                  tindakan memaksakan diri karena banyak                     terwujudnya rencana tersebut.
                  hal mendukung target itu. Sebaliknya,                         Pemerintah tampaknya masih belum
                  meski saat ini kita masuk dalam kategori                   memiliki ketetapan pasti mengenai
                  memaksakan diri, namun pada saat yang                      pendanaan Ibu Kota Negara Baru. Padahal
                  lain, hal itu tidak tremasuk memaksakan                    target sudah ditetapkan bahwa pada 2024,
                  diri. Faktor yang membuat kita masuk                       Presiden ingin melaksanakan upacara
                  dalam kategori memaksakan diri atau tidak                  kemerdekaan di sana. Waktunya hanya
                  adalah kemampuan, energi, dan kapasitas                    tinggal dua tahun kurang.
                  dalam mengerjakan dan mewujudkannya.                          Dengan kondisi pandemi yang masih
                     Oleh karena itu penting untuk                           harus ditangani dan memerlukan perhatian
                  memahami situasi dan kondisinya. Sangat krusial untuk   serius dari pemerintah, tidak seharusnya pemegang
                  mengetahui kemampuan, energi, dan tentu kapasitas diri   kebijakan mengurusi hal besar lainnya dulu. Setidaknya
                  kita sebelum melakukan suatu hal.               sampai kondisi benar­benar memungkinkan.
                     Pemahaman dan pengetahuan seringkali datang ketika   Omong-omong soal memaksakan diri, sekarang
                  proyek tersebut sudah terlanjur kita rencanakan. Dan   ini juga muncul keinginan untuk membuat Presiden
                  kita merasa gengsi untuk mundur dan tetap berupaya   Joko Widodo dipilih kembali untuk menjalani periode
                  mewujudkan hal tersebut. Jika itu yang terjadi maka kita   ketiganya. Padahal jelas­jelas konstitusi tertinggi republik
                  akan mengorbankan hal lain yang seharusnya bisa kita   ini membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode
                  lakukan secara optimal.                         berturut­turut. Dan para pengelola negara itu tahu benar
                     Tidak terlalu sulit bagi masyarakat untuk melihat fakta   aturan itu.
                  soal ini, ketika rencana Ibukota Negara baru digulirkan di   Bahkan kampanye soal ini marak hingga memobilisasi
                  tengah situasi anggaran yang tidak mendukung. Kemudian   aparat pemerintah tingkat desa. Menurut pengamat
                  muncul keyakinan bahwa pembangunan mega proyek itu   kebijakan publik, tindakan ini tidak semestinya dilakukan
                  akan dibiayai investor global kelas kakap. Belakangan,   terlebih ketika rakyat sedang mengalami kesusahan.
                  keinginan itu tampaknya tidak bakal tewujud.    Beban dari pandemi yang masih harus ditanggung rakyat
                     Pasca hengkangnya Investor besar proyek IKN,   harus ditambah lagi dengan penderitaan lain yaitu
                  SoftBank, yang tadinya disebut­sebut bersedia   kenaikan harga dari bahan pokok akibat kelangkaan
                  membiayainya juga masih belum jelasnya. Begitu   minyak goreng, dan naiknya harga BBM.
                  pula komitmen Pemerintah Arab Saudi yang tadinya   Sejatinya masalah yang bertubi­tubi soal IKN dan juga
                  digembar gemborkan beberapa tahun belakangan akan   soal masa jabatan Presiden tidak akan makin berulir­ulir
                  menginvestasikan dana, masih belum ‘kelihatan hilalnya’.   jika saja pemerintah menyadari kemampuan diri sendiri
                     Kenyataan itu membawa kembali ide untuk      sekaligus, berupaya tidak melampaui kapasitas.


        102   Edisi No.185 / Tahun 2022  www.stabilitas.id
   97   98   99   100   101   102   103   104