Page 94 - Stabilitas Edisi 208 Tahun 2024
P. 94
KOLOM
Syarif Fadilah
Pemimpin Redaksi Majalah STABILITAS
Hemat untuk praktik gaya hidup hemat.
Terpaksa atau sukarela, mereka
tampaknya akan menyadari betapa
pentingnya hidup sederhana dan fokus
i zaman ketika pada hal-hal yang benar-benar penting
perubahan dalam hidup. Mulai dari mengurangi
terjadi secara pemborosan, memprioritaskan kebutuhan
Dsangat cepat, daripada keinginan, hingga belajar untuk
kita sering terperangah bersyukur atas apa yang sudah dimiliki.
dan terkaget-kaget melihat Tentu saja, kehidupan hemat bukanlah
pergerakan yang ada di tanpa tantangan, apalagi bagi Gen Y dan
depan kita. Beberapa Gen Z yang umumnya terbiasa hidup
tahun lalu, kita masih bisa dengan kemudahan. Namun demikian,
merasakan kehidupan semua bisa dimulai jika ingin menggapai
yang cukup menyenangkan kebahagiaan. Sebuah studi dari University
dengan kemudahan yang of Arizona tahun 2019 menemukan bahwa
bertubi-tubi. orang-orang yang hidup hemat cenderung
Ambil contoh dalam lebih bahagia dan puas dengan hidupnya,
layanan keuangan, kita dibandingkan dengan mereka yang terlalu
makin punya banyak waktu fokus pada kekayaan materi.
melakukan hal lain, karena Meski begitu, mari kita lihat Hidup sederhana seperti yang sudah
tidak perlu lagi antre di kantor bank sisi baiknya. Di tengah gejolak menjadi nilai luhur bangsa Indonesia,
hanya untuk mengambil uang. Kita pun konsumerisme yang sudah ternyata memang merupakan kunci
sudah bisa menghindari antrean di ATM merasuki semua orang, kondisi kebahagian. Tetapi kita seringkali
untuk melakukan transfer uang ke pihak itu bisa menjadi terapi jitu untuk menukarnya dengan nilai-nilai yang kita
lain. Saat ini, bahkan kita tidak perlu lagi mengembalikan kita kepada pelajari dari negara-negara yang kita
pergi ke pasar atau toko untuk membeli pola hidup wajar. Atau bisa jadi anggap maju.
kebutuhan, karena toko dan pasarnya dengan situasi yang tambah Padahal seorang penulis barat
sudah ada di genggaman kita. sulit itu, kita akan dipaksa untuk bernama Henry David Thoreau pernah
Kemudahan-kemudahan itu tidak mempraktikkan hidup hemat mengatakan bahwa kebahagiaan sejati
pelak telah mendorong kita untuk dan berfokus pada hal-hal tidaklah bergantung pada kekayaan
berbelanja barang dan jasa secara yang benar-benar penting serta materi, melainkan pada kesederhanaan
berlebihan. Kadang, karena kemudahan mengalokasikan sumber daya dan kedamaian batin. Thoreau yang
itu, kita gagal untuk membedakan kita dengan bijaksana. hidup di awal abad ke-19 di AS ini juga
antara kebutuhan dan keinginan. Sadar Saat ini praktik hiduk mengatakan, “Lebih baik mengalami
atau tidak, kita mulai mengadopsi demikian dinamakan frugal sedikit hal dengan kedamaian batin,
konsumerisme. living, sebuah konsep yang daripada banyak hal dengan kegelisahan.”
Akan tetapi perubahan yang cukup semakin populer di kalangan Sebuah ungkapan yang tampaknya
mengancam sedang menunggu di masyarakat, terutama generasi berkebalikan dari yang dipraktikkan
hadapan kita. Banyak pengamat dan milenial dan Gen Z. Diakui atau generasi saat ini.
pakar ekonomi yang memprediksi bahwa tidak generasi tersebut menjadi Kesederhanaan dan kebiasaan
saat kita menginjakkan kaki di tahun golongan yang terus mendapat mengkonsumsi sesuatu sesuai dengan
yang baru nanti, hidup kita akan lebih perhatian lebih dari masyarakat. kebutuhan, sejatinya adalah kunci dalam
sulit. Kebijakan pemerintah yang bakal Mereka yang beberapa tahun menjalani hidup di semua zaman. Tetapi
meningkatkan besaran pajak tahun depan, lalu dianggap telah diliputi gaya di zaman yang terus berubah ini, kunci
tentu akan membuat dana yang tersisa di hidup konsumtif, kini tampaknya tersebut kadang tersembunyi dan harus
dompet kita kian menipis. berpotensi menjadi pemicu segera ditemukan kembali.*
94 Edisi 209 / 2024 / Th.XIX www.stabilitas.id