Page 88 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 88
KOLOM
Syarif Fadilah
Pemimpin Redaksi Majalah STABILITAS
Gen Z mereka bukanlah generasi yang cuek.
Survei dari Katadata mencatat hampir
60 persen pemuda menyatakan minat
Memegang Kunci terhadap politik, dan lebih dari dua-
pertiga mengonsumsi berita politik rutin.
Namun di sisi lain, mereka
mengalami tekanan luar biasa. Angka
ksi besar-besaran yang pengangguran muda di usia 15-24
terjadi Kathmandu, hujan mencapai 16-17 persen, sementara
gas air mata di Jakarta, hampir sepertiga tidak bekerja, tidak
Along march yang gusar di sekolah, dan tidak mengikuti pelatihan.
Prancis, mungkin tampak seperti protes Ketika kesempatan formal langka dan
yang berjalan sendiri-sendiri. Tetapi pekerjaan informal menjadi satu-satunya
jika mau dilihat lebih dalam semuanya pilihan, mereka tampaknya hanya tinggal
terikat oleh satu simpul yang mirip: menunggu momen saja menunjukkan
demonstrasi dari Generasi Z yang ekspresi kemarahan untuk menuntut
menentang kebijakan pemerintah. perubahan konkret. Dan mereka ingin
Akar dari gelombang protes itu adalah melihat hasilnya secara cepat.
anggaran yang tidak memihak rakyat, Mereka bisa dengan sekejap
kesenjangan ekonomi yang semakin membagikan pengalaman mereka
memburuk, serta kekhawatiran akan bulan—mencetak selebaran, dalam berhubungan dengan pelayan
mundurnya kualitas demokrasi. mengorganisir pertemuan masyarakat. Mereka bisa dengan terang-
Apa yang kita saksikan di televisi, rahasia—kini dapat dicapai terangan mengungkap bahwa mereka
surat kabar, dan media sosial itu lebih dengan waktu singkat lewat diminta untuk membayar sejumlah uang
dari sekadar protes sporadis. Ini boleh TikTok atau utas Twitter untuk mendapatkan pelayanan yang
dibilang adalah sinyal dari transisi yang viral. Inilah sebabnya sesungguhnya menjadi hak mereka.
kekuasaan global antargenerasi. Selama demonstrasi meletus tiba-tiba, Mereka bisa langsung mem-posting di
beberapa dekade, politik dan ekonomi dengan sinkronisitas yang luar media sosial.
telah dibentuk oleh generasi baby biasa, dari Paris ke Jakarta Ketidaksabaran mereka bisa
boomer, Gen X, dan, baru-baru ini, hingga Kathmandu. dimaklumi karena mereka dididik oleh
generasi milenial. Generasi-generasi Mereka, yang beberapa beragam macam kehidupan virtual yang
ini membangun institusi, menstabilkan tahun hanya dinilai sebagai serba cepat, dan hal tersebut bukanlah
ekonomi, dan memerintah negara. generasi yang mulai sebuah kelemahan. Ketika generasi
Namun dalam prosesnya, generasi- mendominasi ruang-ruang baby boomer menyusun makalah dan
generasi ‘senior’ seringkali membangun kantor dan ekosistem mendiskusikan kebijakan, Gen Z berbagi
hierarki dan mempertahankan sistem konsumen, kini tampaknya infografis. Ketika Gen X menghargai
yang terasa asing bagi generasi yang ingin memainkan peran yang proses dalam setiap perubahan, Gen Z
tumbuh besar dengan ponsel pintar lebih penting lagi: mereka ingin menekankan pentingnya kesegeraan.
di tangan. Generasi senior seringkali membuat perubahan. Dunia sedang bertransisi—secara
melihat Gen Z sebagai kelompok anak- Di balik ketidakacuhan pada sosial, politik, dan ekonomi. Tongkat
anak yang kurang memiliki tata karma sekeliling, karena sibuknya estafet belum diserahkan, tetapi sedang
dalam bertingkah laku keseharian. mereka bermain game online di diperebutkan, terkadang di jalanan,
Gen Z harus diakui, tidak menuntut gawai-gawai mereka, ternyata terkadang secara online. Dan meskipun
reformasi dengan ‘sopan’. Mereka Gen Z bukanlah kelompok yang generasi lama mungkin menolak, sejarah
memobilisasi diri begitu cepat, melalui benar-benar memisahkan diri menunjukkan bahwa energi kaum muda,
tagar dan obrolan terenkripsi. Apa yang dari kehidupan. Di Indonesia, begitu dilepaskan, hampir mustahil
dulunya membutuhkan waktu berbulan- data menunjukkan bahwa untuk dibendung. *
88 Edisi 217 / 2025 / Th.XXI www.stabilitas.id

