Page 42 - Buku Tari Legong Kuntir
P. 42
Pembelajaran Tari Legong Kuntir Mudiasih dan Rinto
dimana saja, kapan saja hampir tanpa ikatan waktu tertentu
(Dibia, 2012:4).
4.2.4 Iringan
Iringan tari merupakan sebuah musik instrumental yang
mengiringi sebuah bentuk tari. Sesuai pengertian Legong yang
terdapat pada buku PPSW Budaya Bali (1974-1975) Legong
terdiri dari dua akar kata yaitu Leg yang artinya gerakan yang
lemah gemulai dan, Gong yang mengacu pada musik pengiring
tari, dapat diartikan Legong merupakan sebuah tari yang terikat
dengan aksentuasi Iringan atau musik pengiring. Tari Legong
pada awalnya diiringi menggunakan Gong Semar Pegulingan 7
nada sebagai salah satu instrumen turunan langsung dari ga-
melan Gambuh, yang juga merupakan cikal bakal dari gerak-
gerak Legong. Setelah kemunculan Gong Semar Pegulingan, lalu
diciptakan pula gamelan Palegongan 5 nada sebagai salah satu
instrumen yang terpengaruh dari gamelan Semar Pegulingan,
sehingga gamelan Palegongan sering disebut Gong Semar Pegu-
lingan 5 nada (Bandem, 1975:6). Gamelan Pelegongan terdiri dari
beberapa instrumen yaitu: Gender Rambat 2 Tungguh, Gender Ba-
rangan 2 Tungguh, Gangsa Gantung 2 Tungguh, Gangsa Jongkok 2
Tungguh, Kantilan Gantung 2 Tungguh, Kantilan Jongkok 2 Tung-
guh, Jublag 2 Tungguh, Jegogan 2 Tungguh, Gong 1 buah, Ceng-
Ceng Ricik 1 Pangkon, Kendang sepasang Lanang-Wadon, Gentorang
1 buah, Suling 4 buah, Kajar Trenteng 1 buah. Iringan tari Legong
Kuntir merupakan hasil rekonstruksi dari beberapa empu Le-
gong pada tahun 1974-1975 yaitu, I Wayan Lotring, I Wayan
Sinti, dan lain lain. Pada video pembelajaran ini digunakan
musik pengiring berbentuk MP3 yang merupakan hasil rekaman
tari Legong Kuntir pada tahun 1975 oleh SMKI Denpasar (saat
ini SMK Negeri 3 Sukawati).
-28-