Page 91 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 91

mereka. Hal ini sejalan dengan arahan oleh Kuncen bahwa seperti
                lahan  pertanian  di  Kampung  Naga  tidak  boleh  dijual atau  dibeli
                oleh orang lain yang bukan keturunan naga. Tujuannya agar tanah
                pertanian di Kampung Naga tetap terjaga kelestariannya.
            3.  Melalui cara hibah, diharapkan semua ahli waris terutama anak laki-
                laki dapat menerima bagian yang sama dengan perempuan secara
                suka hati. Oleh karena itu, hingga saat ini, belum ada konflik yang
                signifikan terkait dengan masalah warisan di Kampung Naga.
                Pembagian warisan tersebut berlaku untuk beberapa jenis warisan
            di Kampung Naga yaitu: (i) Warisan atas Tanah Ulayat yang merupakan
            milik komunal yang dapat diwariskan kepada keturunan kepala adat atau
            Kuncen; (ii) Warisan atas bangunan rumah tempat tinggal milik individu
            yang akan diwariskan kepada para ahli waris si pemilik bangunan; dan (iii)
            Warisan atas Tanah Masyarakat Adat yang berupa tanah pertanian milik
            individu yang akan diwariskan kepada para ahli warisnya. Masyarakat adat
            Kampung Naga yang memegang teguh adat istiadat yang diturunkan oleh
            karuhun mereka, juga menerapkan sistem peralihan tanah diluar dari
            pembagian waris melalui hibah dan wasiat yaitu dengan istilah “cecep”.
            Menurut  Punduh dalam wawancaranya,  cecep  merupakan pembagian
            tanah kepada anak yang sakit atau anggota keluarga yang sakit. Namun
            pelaksanaan cecep ini lebih sering dilakukan orang tua ke anaknya yang
            sedang  sakit. Hal ini dikarenakan menurut kepercayaan mereka  pada
            karuhun, anak yang sedang sakit harus diberikan tanah sebagai syarat
            untuk mendapatkan kesehatannya kembali. Tanah yang diberikan tidak
            ada aturan ketetapan luas yang berlaku. Tanah tersebut diberikan oleh
            orang  tua  kepada anak  yang  sakit  secara  sukarela dengan disaksikan
            oleh beberapa pihak misalnya keluarga maupun tetangga. Tidak hanya
            orangtua ke anak,  namun para anak  juga bisa  mencecepkan  tanah ke
            saudaranya  yang sedang sakit.  Misalnya seorang  kakak  memberikan
            tanahnya kepada adiknya yang sedang sakit, atau sebaliknya. Jika pemberi
            cecep tidak memiliki tanah, bisa diganti dengan bentuk uang tunai yang
            tidak dibatasi jumlahnya. Secara umum, istilah cecep ini sama dengan
            hibah, namun dalam komunitas adat, istilah tersebut berbeda dengan
            hibah.




            72    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96