Page 99 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 99

rumusan frasa “sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
            masyarakat dan asas Negara Kesatuan Republik Indonesia”, berarti hak-
            hak masyarakat adat ada sepanjang mereka masih hidup. Hukum adat
            diakui sepanjang tidak bertentangan dengan semangat pembangunan,
            sehingga terkesan pemerintah mengabaikan hak-hak masyarakat adat.
            Padahal,  di tengah  masyarakat terdapat  semangat  penegasan  kembali
            hak-hak masyarakat adat.

                Kedua,  dalam UUD  1945  disebutkan bahwa hak-hak  tradisional
            masyarakat  hukum adat dihormati sepanjang  masih  hidup dan sesuai
            dengan perkembangan masyarakat dan prinsip-prinsip Negara Kesatuan
            Republik Indonesia,  yang  diatur  dalam hukum. Permasalahan  yang
            timbul adalah hukum tentang apa atau bagaimana mengatur mengenai
            pengakuan hak-hak masyarakat hukum adat. Artinya, masih belum jelas
            apa bentuk undang-undang atau substansi peraturannya, sehingga ada
            yang diatur dalam undang-undang, namun ada juga peraturan umum di
            tingkat daerah yang dituangkan dalam peraturan daerah masing-masing.
            Berbagai permasalahan muncul terkait lemahnya pengakuan terhadap
            masyarakat  adat  sebagai  subjek hukum  yang mempunyai hak-hak
            istimewa.

                Masyarakat  adat  mengalami  penderitaan  sejarah  ketidakadilan
            akibat  penjajahan dan  pengambilan  tanah  serta  sumber daya  mereka
            (Asriati and Muhdar, 2020). Pembatasan dalam pengelolaan lingkungan
            hidup juga dirasakan, termasuk dalam pengelolaan tanah, sumber daya
            alam,  dan hutan  adat. Meskipun negara  tidak memiliki kewenangan
            untuk mengambil  alih  atau menguasai hak-hak  yang  dimiliki  oleh
            masyarakat adat, peran negara seharusnya hanya sebagai pengawas atau
            pengatur  atas hak-hak  tersebut (Triningsih &  Aditya, 2019). Kongres
            Masyarakat Adat Pertama pada tahun 1999 mendefinisikan masyarakat
            adat sebagai komunitas yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara
            turun  temurun di  atas  suatu wilayah adat,  yang  memiliki  kedaulatan
            atas tanah dan sumber daya alam, kehidupan sosial budaya yang diatur
            oleh hukum dan lembaga adat untuk kelangsungan hidup masyarakat.
            Siambo (2014) menyatakan bahwa masyarakat adat memiliki 4 (empat)
            karakteristik umum sebagai berikut:



            80    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104