Page 92 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 92

84    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.  Dalam
             Peraturan Presiden No 45 Tahun 2016 tersebut tercantum 5 Program Prioritas terkait Reforma
             Agraria,  yaitu  penguatan  kerangka  regulasi  dan  penyelesaian  konflik  agraria;  penataan
             penguasaan dan pemilikan tanah obyek reforma agraria; kepastian hukum dan legalisasi hak

             atas  tanah  obyek  reforma  agraria;  pemberdayaan  masyarakat  dalam  penggunaan,
             pemanfaatan dan produksi atas tanah obyek reforma agraria; dan kelembagaan pelaksanaan
             reforma agraria Pusat dan Daerah.

                  Presiden  melalui  berbagai  kesempatan  menegaskan  perlunya  percepatan  reforma
             agraria, antara lain merealisasikan 9 juta hektar tanah negara untuk diberikan kepada rakyat
             termasuk program sertifikasi tanah bagi masyarakat yang tidak mampu. Sehubungan dengan
             hal tersebut, penulis mendeskripsikan Dimensi Hukum Percepatan Reforma Agraria untuk

             Kesejahteraan Rakyat.

             B. Pembahasan
             1.  Belajar Dari Landreform Indonesia di Masa Lalu

                  Berlakunya  UUPA  menunjukan  cita  dalam  Agrarian  Reform  Indonesia  yaitu:  1)
             pembaharuan  hukum  agraria,  melalui  unifikasi  hukum  yang  berkonsepsi  nasional  dan
             pemberian jaminan kepastian hukum; 2) penghapusan hak-hak asing dan konsesi-konsesi

             kolonial atas tanah; 3) mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur-angsur; 4) perom-
             bakan pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan-hubungan hukum yang bersang-
             kutan  dengan  pengusahaan  tanah  dalam  mewujudkan  pemerataan  kemakmuran  dan
             keadilan;  5)  perencanaan  persediaan  dan  peruntukan  bumi,  air  dan  kekayaan  alam  yang

             terkandung di dalamnya serta penggunaannya secara terencana, sesuai dengan daya dukung
                                  2
             dan kemampuannya.
                  Salah satu dari Agrarian Reform Indonesia adalah landreform yaitu perombakan menge-
             nai pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan

             dengan  pengusahaan  tanah.  Sesuai  dengan  kondisi  saat  berlakunya  UUPA,  tujuan
             landreform:  “agar  masyarakat  adil  dan  makmur  dapat  terselenggara  dan  khususnya  taraf
             hidup tani meningkat”. Untuk mencapai tujuan tersebut,  ditetapkan 6 program landreform

             yaitu: 1) pembatasan luas maksimum penguasaan tanah; 2) larangan pemilikan tanah secara
             absentee  atau  guntai;  3)  redistribusi  tanah-tanah  yang  selebihnya  dari  batas  maksimum,
             tanah-tanah yang terkena larangan absentee, tanah-tanah bekas swapraja dan tanah-tanah
             negara;  4)  pengaturan  soal  pengembalian  dan  penebusan  tanah-tanah  pertanian  yang

             digadaikan; 5) pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah pertanian, dan; 6) penetapan
             luas minimum pemilikan tanah pertanian, disertai larangan untuk melakukan perbuatan-
             perbuatan  yang  mengakibatkan  pemecahan  pemilikan  tanah-tanah  pertanian  menjadi



                2  Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang Undang Pokok Pokok Agraria
             Isi Dan Pelaksanaannya,(Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2013), hlm.3.
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97