Page 69 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 69

“Dua minggu persis RUU ini melewati jalan prosedur baru dari
                 DPRGR yang penuh dengan rintangan-rintangan dan kesukaran-
                 kesukaran yang kadang-kadang sampai mencapai klimaksnya,
                 tetapi yang selalu dijiwai oleh semangat gotong royong dan
                 toleransi yang sebesar-besarnya, yang membuktikan kebesaran
                 jiwa Saudara-saudara yang terhormat, yang mewakili golongan-
                 golongan masing-masing, ialah golongan nasional, golongan Islam,
                 golongan Kristen/Katolik, golongan komunis, dan golongan karya. …
                 Perjuangan perombakan Hukum Agraria Kolonial dan penyusunan
                 Hukum Agraria Nasional berjalan erat dengan riwayat perjuangan
                 bangsa Indonesia. Itulah sebabnya, Landreform di Indonesia sulit
                 dipisahkan dengan Revolusi Nasional Indonesia. Tujuan Landreform,
                 mengadakan pembagian yang adil atas sumber penghidupan rakyat
                 tani berupa tanah; menegaskan melaksanakan prinsip Tanah Untuk
                 Tani agar tidak terjadi spekulasi dan pemerasan; menguatkan
                 dan memperluas hak milik atas tanah bagi warga negara;
                 mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan dan
                 penguasaan tanah secara masif; meningkatkan produksi nasional
                 dan mendorong terselenggarakannya pertanian yang intensif
                 secara gotong royong. Dalam menyelenggarakan Landreform,
                 pemerintah membuka tanah-tanah baru dan mensinkronkan
                 dengan perkembangan industri dan transmigrasi. Pemerintah
                 akan mengadakan redistribusi tanah yang kelebihan kepada
                 petani dengan kompensasi, selain melindungi tanah untuk usaha
                 keagamaan dan sosial…. Pemerintah berpendapat bahwa bumi,
                 ruang angkasa, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
                 adalah karunia Tuhan kepada rakyat Indonesia. Maka, pemerintah
                 wajib mengatur peruntukan, penggunaan, dan pemeliharaan itu.
                 Harus dijauhkan pula pikiran yang hendak mempertahankan
                 wilayah bagi golongan sendiri. Dalam rencana Undang-undang
                 Agraria, hukum adat dijadikan dasar utama. Tetapi hukum adat
                 merupakan hasil perkembangan yang dipengaruhi politik kolonial,
                 sehingga masih ada hukum adat yang menguntungkan golongan
                 kecil. Nantinya, hukum adat ialah hukum adat yang berinti azas
                 gotong royong, mengindahkan hukum agama, dan menyesuaikan
                 dengan zaman. Dari pembicaraan terdahulu, tampak jiwa dan



            58      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74