Page 129 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 129

120    Himpunan Policy Brief


             yang diperusah/diusahakan oleh kepala dati (tulung dati) dan dapat dimiliki dan diwariskan. Ia
             berdimensi  privat.  Hak  atas  tanah-nya  ada  pada  kepala  dati  atau  anggota  dati  laki-laki  dan
             segenap keturunannya dari garis laki-laki (patrilineal). Pusaka dati dapat menjadi hak milik dan
             disertipikatkan dengan mekanisme pelepasan yang disetujui oleh kepala dati. (3) Dati lenyap
             adalah  tanah  dati  yang  kembali  dibawah  kewenangan  negeri  untuk  diatur  ulang  sebab  ahli
             waris garis laki-laki dari kepala dati sudah tidak ada lagi (lenyap). Tanah ini berdimensi privat
             namun kewenangan pengaturannya ada pada negeri sebelum diatur ulang dan diberikan hak

             penguasaannya  kepada  anggota  dati  yang  ditetapkan.  Jika  telah  diberikan  kembali  kepada
             anggota  dati  tanah  dati  lenyap  menjadi  dati  pusaka  dan  bisa  menjadi  hak  milik  dan
             disertipikatkan  dengan  mekanisme  pelepasan  yang  disetujui  oleh  kepala  dati  sebagaimana
             ketentuan dati pusaka. (4) Dati atiting/ahori adalah tanah dati yang diberikan sebagai hadiah

             (bukan hak) kepada perempuan anggota keluarga dati. Perempuan anggota dati tidak memiliki
             hak atas tanah dati. Namun, biasanya ketika mereka menikah mendapat hadiah dari kepala dati
             atas sebidang tanah. Tanah hadiah ini hanya bisa dikuasai sampai dengan generasi cucu [pihak
             perempuan  tersebut,  dan  akan  kembali  diserahkan  kepada  kepala  dati  untuk  diatur  ulang
             sebagai milik bersama (Wawancara Latupati Hative Kecil 2019).






































                               Gambar 2. Contoh bukti penguasaan dati (register dati 1814)


             Tanah ewang/aung
                   Tanah  jenis  ini  adalah  tanah  kebun/hutan  milik  negeri  yang  masih  kosong  dan  dalam
             pengawasan kewang/ewang (polisi hutan) sehingga bisa diminta untuk dibuka/digarap dengan
             hanya menyewa untuk diambil hasilnya atau diperusah. Siapa saja yang tidak punya tanah dan
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134