Page 244 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 244

Masalah Agraria di Indonesia

                b. Kewajiban gugur gunung untuk tukang

                    Tiap-tiap tukang diharuskan menjalankan kewajiban
                bekerja gugur gunung satu hari dalam satu bulan untuk keper-
                luan Sultan. Kewajiban bekerja ini kemudian digunakan untuk
                mengerjakan perbaikan dan untuk membuat indah pesang-
                grahan Sultan di Ambarukmo. Kewajiban ini juga berlaku di
                daerah-daerah onderneming dan dapat diganti dengan uang.
                Di daerah Gunungkidul, kewajiban ini diganti dengan pajak
                “praneman”.

                c. Kewajiban blandong

                    Kewajiban ini ialah sebagai rodi untuk mengerjakan
                penyelenggaraan hutan di Gunungkidul. Tetapi sejak 1 Juni
                1904, urusan hutan menjadi urusan Jawatan Kehutanan, dan
                Sultan menerima bagian keuntungan separo dari hasilnya.
                Untuk kepentingan keraton akan kayu dapat mengambil kayu
                jati dari hutan itu dengan percuma.
                    Mulai waktu itu juga rodi dihilangkan. Untuk eksploitasi
                hutan dijalankan dengan tenaga bayaran dengan merdeka.
                Sedang orang-orang yang wajib rodi dikenakan pajak pra-
                neman.


                d. Kewajiban bekerja pada kebun kopi Kulonprogo
                    Di daerah Nanggulan dan Kalibawang (Kabupaten Kulon-
                progo) tiap orang wajib rodi diharuskan bekerja di kebun kopi.
                Kewajiban ini kemudian dirasakan sangat berat oleh rakyat,
                hingga terjadi tentangan dari rakyat. Akhirnya pajak kebun
                kopi diakhiri (tahun 1904).
                    Mulai bulan Agustus 1904 penanaman kopi dibatasi
                hanya untuk kepentingan keraton saja. Yang masih tinggal

                                                                  223
   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249