Page 111 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria dan Krisis Sosial Ekologi
P. 111
miskin. Kondisi demikian, ketimbang melemahkan, justru
semakin menguatkan motivasi petani untuk memperjuang-
kan hak mereka atas lahan.
Sebagian berhasil mendapat lahan, sebagian yang lain
masih berjuang hingga hari ini. Dua di antara yang berhasil,
ada di Banjaranyar dan Pasawahan, dua desa di Kecamatan
Banjarsari, Kabupaten Ciamis. Perjalanan perjuangan petani
di kedua desa ini melibatkan perempuan dalam relasi dan
pemosisian tertentu. Amatan atas relasi gender menjadi
sorotan penting, ketika perubahan struktur kelembagaan pro-
duksi-distribusi pasca okupasi oleh petani, merupakan per-
ubahan struktur relasi gender masyarakat petani itu sendiri.
Hal ini menarik diungkap, hubungan penguasaan tanah
dengan penguasaan hierarki sosial tertentu dalam masyarakat
petani, atau sebaliknya.
Riwayat Penguasaan Tanah
Organisasi Tani Lokal Banjaranyar 2,
Desa Banjaranyar
Pada masa lampau, sebagian besar wilayah Banjaranyar
adalah tanah-tanah perkebunan. Perusahaan perkebunan yang
beroperasi di desa ini, PT Mulya Asli, yang mengusahakan
perkebunan karet. Dalam perjalanan waktu, sebagian areal
yang dikuasai perusahaan ini tidak ditanami sesuai dengan
komoditas yang dikelolanya, perusahaan tidak maksimal
menggunakan tanah. Di satu pihak, petani miskin mem-
butuhkan tanah. Maka terjadilah okupasi tanah yang dikuasai
perusahaan tersebut oleh petani miskin di sekitarnya.
Di Banjaranyar, tanah bekas HGU, terdaftar atas nama
PT Mulya Asli, dengan nama, Hak Guna Usaha Nomor 2/
Cigayam. Di atas sebagian areal tersebut ada penggarapan
tanah oleh masyarakat sekitar. Ketika HGU berakhir, dalam
pengajuan perpanjangan HGU terdapat persetujuan dari PT
97