Page 24 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 24

Resonansi Landreform Lokal ...  11

                  Sementara itu, dalam konteks Desa Ngandagan keberadaan
              program landreform membuka peluang bagi upaya mensejahte-
              rakan masyarakat dengan basis tanah, sebagaimana diamanatlan
              Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Selain itu,
              program landreform yang dilaksanakan di Desa Ngandagan sejak
              tahun 1947 ternyata juga sejalan dengan upaya mensejahterakan
              masyarakat sebagaimana diarahkan oleh Pancasila, khususnya
              Sila Ke-5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia).
              Dengan demikian praktek landreform yang dilakukan oleh
              Soemotirto ini sah dan konstitusional. Legalitas praktek land-
              reform oleh masyarakat Desa Ngandagan memberi dorongan
              bagi dipertahankannya livelihood on – farm, walaupun tekanan
              dan godaan untuk beralih ke livelihood off – farm dan non – farm
              terus berlangsung. Landreform lokal yang diterapkan di Desa
              Ngandagan juga telah berhasil memberi “bantuan” bagi para
              buruh kulian dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun
              para buruh kulian harus melengkapi ikhtiarnya dengan mene-
              rapkan livelihood off – farm dan/atau non – farm.
                  Selain itu, penerapan landreform lokal di Desa Ngandagan
              juga bersesuaian dengan semangat Pasal 10 UUPA, yang menya-
              takan bahwa pemilik tanah wajib mengerjakan atau mengu-
              sahakan sendiri tanahnya secara aktif. Dengan demikian harus
              dilarang adanya pemilikan tanah secara absentee, di mana pemilik
              tanah berada di luar kecamatan letak tanah. Ketentuan ini diatur
              dalam Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang
              Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Rugi.
              Sebagaimana diketahui, Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor
              224 Tahun 1961 dan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
              1964 ditetapkan, bahwa pemilik tanah yang bertempat tinggal
              di luar kecamatan tempat letak tanahnya dalam waktu 6 bulan
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29