Page 49 - Kolase Agraria dan Etnografi Pendidikan Merdeka
P. 49

34      Kolase Agraria
                    dan Etnografi ‘Pendidikan Merdeka’

                Sebagai  keturunan  dari kerajaan  padjajaran,  kesenian  sunda
            telah mengalir  disetiap  darah mereka.  Adat istiadat  yang  sangat
            kental masih  terekam jelas pada setiap insan yang berkunjung di
            sana.  Berbagai sumber telah mengabadikan eksotis budaya sunda
            tersebut.  Bersumber dari  channel youtube milik Balai Pelestarian
            Kebudayaan Wilayah IX pada episode “Seribu Curug Ada Di Miduana
            Cianjur” menarasikan dan mendokumentasikan kebudayaan milik
            Kampung Adat Miduana yang berlokasi di Kampung Kubang Bodas
            dengan sangat apik.

                Channel itu mengenalkan  asal  usul nama Kampung  Adat
            Miduana, keindahan alam yang masih terjaga, serta makanan khas
            dari ikan  payau  yang  diolah menjadi  pepes. Selain itu,  ada juga
            kegiatan  ritual mandi kahuripan  yang  dilaksanakan  setiap 1-10
            Muharam dan 12 atau 14 serta 17 Maulid. Ritual Mandi Kahuripan
            dilakukan  sebagai bentuk  untuk mengenang  sembilan leluhur
            pendiri Kampung Adat Miduana. Makna lain yang tercermin dari
            ritual mandi kahuripan, yakni untuk membersihkan fisik maupun
            rohani  masyarakat serta sebagai  rasa syukur  atas  hasil  pertanian
            yang melimpah. Adanya budaya adat istiadat itu menciptakan dan
            menjaga keharmonisan manusia dengan semesta.
                Tradisi  dari  kesenian  tari  juga  tercermin pada pementasan
            wayang gejlig. Dalam video tersebut diceritakan bahwa Tunil atau
            Wayang Gejlig merupakan  tarian yang  telah ada  sejak 1940-an di
            Kampung Adat Miduana. Wayang Gelig biasanya dilaksanakan saat
            ada hajatan, agustusan, dan samenan. Aki Salmayi merupakan tokoh
            yang berperan andil terciptanya pertunjukan cerita rakyat sunda ini
            dengan  tema  yang diangkat diantaranya  benteng wulung, ciung
            wanara, jaka sundang, dan budak buncir. Penamaan gejlig berasal
            dari  hentakan kaki  para  pemain  drama  saat melakukan  transisi
            ke bagian komedi.  Namun kehadirannya kini  dapat  dikatakan
            diambang  kepunahan,  sebab  tidak ada  regenerasi dan  revitalisasi
            alat-alat pementasan Wayang Gejlig.
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54