Page 55 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 55
1. Wahana saling bertukar informasi, bertukar pendapat
dan diskusi mengenai persyaratan, tata cara, apa yang
perlu dilengkapi, dan diisi sebagai syarat untuk mengikuti
program PTSL ini
2. Sebagai penghubung dan penyalur aspirasi serta
kebutuhan masyarakat antara kantor pertanahan,
kelompok masyarakat dengan masyarakat pada umumnya
3. Melakukan pendampingan, fasilitasi, monitoring, evaluasi
kepada masyarakat di dalam pelaksanaan PTSL
Ketika masyarakat kurang begitu paham dalam
proses PTSL ini, kelompok perempuan di masyarakat misal
karang taruna, dharma wanita, perkumpulan perempuan
lingkup rt, rw, dan desa bisa membantu menjelaskan
lagi bisa dengan pendampingan, difasilitasi, monitoring,
dan evaluasi dalam pelaksanaan PTSL ini. Hal ini untuk
lebih meningkatkan partisipasi dan memobilisasi peran
masyarakat di desa tersebut
4. Mengembangkan model pemberdayaan masyarakat dan
pelatihan agar dapat lebih mempercepat pelaksanaan
program PTSL ini
Didalam pelaksanaan program PTSL di desa pasti
ada kekurangan dan kelebihan didalamnya hal ini bisa
dijadikan bahan evaluasi dan koreksi agar dapat lebih
mempercepat pelaksanaan program ini. Biasanya aspirasin
dari pemberdayaan masyarakatnya ini muncul dari bawah
dan sifatnya bottom up, kelompok masyarakat perempuan
di level desa bisa mengajukan model pemberdayaan yang
lebih cocok atau sesuai untuk dilakukan di desanya untuk
mempercepat pelaksanaan PTSL ini. Dan setiap desa/ lokasi
pasti berbeda karakteristiknya maka itu model pemberdayaan
dan pelatihan ini bisa bermacam-macam tergantung dari
kebutuhan, potensi atau bahkan permasalahan yang ada.
35