Page 30 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 30
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
Reforma Agraria yang semula bertujuan mengubah
struktur penguasaan sumber-sumber agraria (aset pro-
duksi) berubah digantikan oleh Revolusi Hijau yang
hanya mengatur fasilitas produksi (akses). Kebijakan
terakhir ini, meski memberi hasil positif pada peningkatan
produksi, namun juga muncul berbagai dampak negatif.
Di antaranya adalah diferensiasi sosial, marjinalsiasi
perempuan, deagrarianisasi, keresahan agraria, dan
punahnya keragaman hayati. Revolusi Hijau menga-
12
kibatkan terjadinya transformasi agraria baru. Akibat
dari modernisasi dan intensifikasi pertanian yang bekerja
di atas ruang sosial ekonomi tanpa melalui tahap
restrukturisasi inilah, yang oleh Sajogyo disebut sebagai
modernization without development.
Apa yang terjadi di Ngandagan memberi gambaran
berbeda dari ciri di atas. Pada tahun 1947 di desa ini
telah terjadi landreform melalui inisiatif kepala desa
setempat tanpa payung hukum sama sekali, bukan oleh
pemerintah pusat atau daerah. Landreform yang dilaku-
kan bukan hanya meredistribusi tanah untuk memberi
jaminan tanah pada masyarakat tani, namun juga peru-
bahan pertukaran kerja dan kewajiban penggarapan ta-
12 Ahmad Nashih Luthfi, “Revolusi Hijau di Asia Tenggara dan
Transformasi Agraria di Indonesia”, dalam Sri Margana dan Widya
Fitrianingsih (ed.), Sejarah Indonesia, Perspektif Lokal dan Global,
Persembahan untuk 70 tahun Prof. Dr. Djoko Suryo, (Yogyakarta:
Ombak, 2009), hlm. 191-214
9

