Page 52 - Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin
P. 52

harus mampu melengkapi satu tujuan dengan tujuan yang lain.
             Hal ini dimungkinkan karena jenis-jenis penelitian tersebut pada
             kenyataannya memiliki kelemahan-kelemahan tertentu seperti dapat
             dicermati dalam ilustrasi berikut ini:


                      Gambar.12. Kelemahan dari Pilihan Jenis Riset




                                       Perkembangan Penelitian
                                            Agraria

                         Akademik Konvensional           Partisipatoris

                    Ego keilmuan/sekat antardisiplin, tidak   Quasi/pseudo partisipatoris, rhetoric
                           terintegrasi                  untuk penjaringan dana

                                             Kebijakan

                                       Gaya birokrat meninjau secara cepat

                                       (turisme pembangunan/turis abidin)



                                      Sumber: Wiradi, 2009

                   Penelitian akademik konvensional memiliki kelemahan dari
             adanya ego keilmuan yang seringkali menyebabkan hasil penelitian
             tidak terintegrasi (berhenti) pada keilmuan tertentu. Sementara itu
             model penelitian kebijakan kerapkali mendapat kritik karena sifatnya
             yang tergesa-gesa, sehingga hasil yang diperoleh sifatnya cenderung
             hanya menangkap permukaan/tidak mendalam. Sementara itu
             penelitian partisipatoris pun menghendaki beberapa dasar tertentu
             untuk benar-benar bisa disebut partisipatif karena tidak jarang ‘label’
             partisipatoris’ yang dimunculkan hanya digunakan untuk menjaring
             sejumlah sokongan pendanaan tertentu.   30



                   30 Konsep partisipatoris dalam konteks penelitian tidak cukup sekedar ditandai oleh
             kehadiran sejumlah besar orang untuk mendengarkan ‘kuliah’ atau ‘himbauan’ (musyawarah),
             juga bukan sekedar banyaknya orang miskin yang terlibat dalam organisasi ataupun kegiatan
             yang dibentuk oleh para profesional untuk mereka. Partisipasi menyangkut keterlibatan
             langsung kelompok sasaran sebagai pelaku dan penentu keputusan dalamkeseluruhan proses
             penelitian maupun aksi, termasuk penentuan bentuk organisasi mereka sendiri dan juga
             penentuan sifat dan batas keterlibatan para profesional dalam kegiatan mereka (White, 1997,
             dalam Wiradi, 2009).


                                     Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia  41
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57