Page 295 - Mozaik Rupa Agraria
P. 295

tradisi  masyarakat berburu; petani mewakili tradisi  masyarakat
           berbudidaya (cultivation),  dan buruh mewakili masyarakat
           ekonomi  modern  yang lebih kompleks. Uniknya, hubungan-
           hubungan  kerja  yang  terjadi  saat  ini, ketiganya  membaur  di
           bawah bendera industri:  industri perikanan (tangkap),  industri
           pertanian (termasuk  perkebunan dan kehutanan), dan industri
           manufaktur/jasa.



           a.  Agraria bagi Nelayan
               Mari menengok sejenak kondisi agraria di ranah perairan.

               Batas wilayah laut bukan persoalan yang penting hingga abad
           ke-20. Pada  waktu itu berlaku  prinsip  perairan bebas. Hal itu
           seperti pendapat Hugo Grotius pada 1609 : mare liberium, lautan
           bebas  dari kedaulatan negara manapun.  Akan  tetapi,  Belanda
           melakukan kebijakan monopoli perdagangan dan akses perairan.
           Belanda menerbitkan Staatsblad No 422  Tahun 1939 mengenai
           ’Territoriale  Zee en Maritieme Kringen Ordonantie’ (Ordonansi
           Laut  Teritorial dan  Lingkungan  Maritim), dikenal  sebagai
           Ordonansi 1939 yang membatasi  laut  teritorial Hindia Belanda
           sejauh 3 mil dari garis air surut pulau-pulau terluar, di luar itu
           adalah  laut  bebas/internasional.  Dampaknya,  penyempitan
           wilayah dan pembatasan ruang bagi pengelolaan potensi kelautan.
           Laut menjadi kawasan yang terlantar.

               Sumberdaya  kelautan  relatif  sama dengan daratan,  kecuali
           biota dan air yang dipengaruhi oleh migrasi. Sehingga, sebaran
           dampak ekologis di  laut  lebih  luas daripada di  darat.  Akses
           terhadap  sumberdaya  laut  sangat dipengaruhi  oleh  mobilitas
           transportasi,  modal,  dan  perubahan  cuaca. Namun, hak  milik
           tidak dapat diberlakukan di atas  perairan.  Dengan demikian,
           fungsi sosial perairan lebih kuat daripada daratan.





           282    Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300