Page 118 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 118
M. Nazir Salim & Westi Utami
sebagai objek RA. Dalam situasi demikian, jauh lebih sulit jika ATR/BPN
daerah yang harus menagih objek dimaksud, kecuali gubernur sebagai
ketua GTRA yang langsung turun tangan untuk menagih alokasi 20%
kepada perusahaan yang mendapat lahan dari pelepasan kawasan hutan.
Dengan catatan, datanya jelas baik perusahaan yang memperoleh tanah
maupun objeknya.
c. Inver PTKH
Salah satu terobosan yang ditawarkan pemerintah untuk menyele-
saikan tanah masyarakat dalam kawasan hutan yakni dengan mener-
bitkan Perpres No. 88 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah
dalam Kawasan Hutan (PPTKH). Secara politik sebenarnya KLHK tidak
terlalu diuntungkan dengan Perpres di atas, sebab Perpres 88/2017 berpo-
tensi menggerus luasan wilayah hutan, padahal bagi KLHK, dengan mele-
paskan sebagian kawasan hutan untuk projek RA sudah sangat mengu-
rangi luasan hutan Indonesia, sementara Perpres 88/2017 kembali berpo-
tensi mengeluarkan kawasan hutan negara menjadi kawasan non hutan.
Oleh karena itu, KLHK lebih tertarik dengan projek Perhutanan Sosial,
karena secara de jure, tidak mengurangi jumlah luasan kawasan hutan,
dan ini memiliki nilai jual secara internasional. Sebagai negara yang
mengklaim memiliki hutan tropis cukup luas, KLHK berkepentingan
menjaga kepercayaan dunia internasional sebagai negara yang mampu
menjaga hutannya sekaligus mampu menurunkan konflik tenurial. Oleh
karena itu KLHK lebih nyaman jika mengusung agenda RA-PS untuk
menyelesaikan persoalan tenurial kawasan hutan.
Isu-isu global dan perdagangan karbon dunia, terutama Brazil dan
Indonesia yang masih memiliki hutan tropis cukup luas sangat diharap-
kan oleh dunia Internasional untuk mempertahankannya. Kemampuan
mempertahankan luasan hutan sebanding dengan produksi O . Negara-
2
negara yang maju industrinya sekaligus maju pula dalam hal merusak
lingkungan lewat industri besarnya yang memproduksi carbon dioksida
(CO ). Konsekuensinya, mereka bersedia membayar kompensasi kepada
2
negara yang masih memiliki hutan cukup besar seperti Brazil, Indone-
sia, dan Amerika Selatan yang mampu menyerap carbon dioksida hasil
90