Page 58 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 58

M. Nazir Salim & Westi Utami

            bab ini ditutup dengan analisis perbandingan periode Sukarno dengan
            Periode Joko Widodo.


            A. Sukarno Meletakkan Dasar Penataan Agraria

                Landreform atau juga sering disebut Reforma Agraria (RA) sebagai
            sebuah konsep dan gagasan besar mengusung misi yang tidak sederhana,
            ia hadir sebagai wujud dari pengejawantahan Undang-Undang No. 5
            tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (lebih dikenal
            UUPA), yakni amanat konstitusi pasal 33 UUD 1945. Sejak kehadirannya
            (pasca lahirnya UUPA) pelaksanaan agenda Reforma Agraria selalu
            mengalami pasang surut dan berubah sesuai kepentingan dan kebijakan
            rezim yang berkuasa. Pada awalnya, semangat menjalankan Landreform
            sangat kuat sebagaimana Sukarno dalam pidato politiknya menjelang
            UUPA disahkan 17 Agustus 1960 menyatakan dengan tegas dan keras bah-
            wa “landreform adalah cita-cita revolusi Indonesia, revolusi tanpa land-
            reform sama dengan gedung tanpa alas, pohon tanpa batang, omong besar
            tanpa isi, laksana penjual obat”. Pelaksanaan Landreform bagi Sukarno
            adalah “satu bagian yang mutlak dari revolusi Indonesia” (Sukarno 1960,
            Salim, Widiatmoko & Suhattanto 2014, 102). Sayangnya, Sukarno belum
            sempat menuntaskan agenda besar tersebut, Landreform sudah “roboh”
            bersama peristiwa 1965, sebagai akibat dari propaganda komunis terha-
            dap agenda Landreform yang banyak pihak menyebut sebagai salah satu
            sebab tragedi peristiwa 1965 (Utrecht 1969, 80, Utrecht 1973, 153-154).
                Awal disahkannya UUPA (1960-1965), tiga agenda penting dijalankan
            oleh Sukarno yaitu melakukan register atas tanah, mengatur sirkulasi
            tanah-tanah yang kelebihan berdasar aturan dan kemudian didistribu-
            sikan kepada petani landless, dan menjabarkan penerapan UUPA dalam
            hal memangkas tanah-tanah yang luasannya melebihi aturan (Utrecht
            1969). Kerja-kerja awal Sukarno kemudian terhenti akibat peristiwa pada
            tahun 1965 yang meruntuhkan semua cita-citanya, meskipun dalam
            beberapa hal secara mendasar telah berhasil dia letakkan sebagai dasar
            pembangunan agraria berikutnya. Peristiwa 1965 oleh banyak pihak diang-
            gap sebagai kegagalan Sukarno dalam menjalankan cita-cita mulia pendi-
            ri negara, yakni Landreform.

              30
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63