Page 253 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 253

BAB IV

                                  DI BAWAH KELEMBAGAAN BADAN
                            PERTANAHAN NASIONAL 1988: PERUBAHAN

                               KELEMBAGAAN DAN ARAH KEBIJAKAN






                                   ahun  1988  adalah tahun  perubahan bagi kelem-
                                  bagaan agraria  Indonesia,  setelah  22  tahun  di
                                   a
                                  b
                          T wah Kementerian Dalam Negeri dengan nama
                          Dirjen Agraria, kemudian ditingkatkan kelembagaannya
                          menjadi  Badan  Pertanahan  Nasional.  Perubahan  itu
                          sejalan  dengan perubahan ekonomi Indonesia, karena
                          tahun  1980-an,  ekonomi  Indonesia  beranjak  tumbuh
                          dengan  pesat.  Pertumbuhan  ekonomi  menyebabkan
                          kebutuhan berbagai fasilitas dan infrastruktur. Tantangan
                          terbesar bagi kelembagaan agraria adalah menyediakan
                          tanah  seluas  mungkin  untuk  memenuhi  kebutuhan
                          investasi, industri, dan pembangunan berbagai bidang.
                          Bab ini akan menjelaskan secara singkat bagaimana peru-
                          bahan kelembagaan agraria dalam konteks pertumbuhan
                          ekonomi dan pembangunan  yang menuntut  berbagai
                          fasilitas pendukung. Kelembagaan agraria dituntut untuk
                          memfasilitasi kebijakan tersebut, sehingga perlu mening-
                          katkan kelembagaannya. Selanjutanya, bab ini akan meli-
                          hat bagaimana perubahan kebijakan agraria yang terlihat

                                                                             217
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258