Page 251 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 251
Djoko Suryo
atau kraton Raja Rama dalam epos Ramayana. Raja Rama, yang
dikenal sebagai penjelmaan Wisnu dan merupakan dewa penye-
lamat dunia dalam situasi krisis, menjadi tipe ideal bagi Sultan.
Demikian juga Wisnu yang juga digambarkan sebagai ksatria,
sebagaimana tercermin dalam penjelmaannya ke dalam tokoh
Kresna dalam epos Mahabarata, juga menjadi bagian tipe ideal
dalam kepribadian Sultan Hamengku Buwana I.
Dari semua Raja Mataram Islam, Sultan Agung dan Sultan
Hamengku Buwana I dapat disebut sebagai dua tokoh raja yang
terkemuka dan terkenal dalam Sejarah Mataram Islam di Jawa. 3
Keduanya menjadi pendiri dinasti baru yang memiliki pan-
dangan dunia dan konsep tentang kekuasaan raja Jawa yang
jelas. Keduanya memerintah kerajaan dengan tujuan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kebesaran, keamanan dan
kemakmuran kerajaan. Keduanya juga merupakan ahli strategi
militer, panglima perang yang handal dan berpengalaman dan
mendapat dukungan dari kawula rakyatnya.
Sebagai pewaris Kerajaan Mataram Islam, Kesultanan Yog-
yakarta memiliki ciri keislaman, gaya seni dan budaya kraton
yang khas. Pada tahun 1945, yaitu kurang lebih dua abad kemu-
dian dari masa Sultan Hamengku Buwana I membangun istana
Kesultanan Yogyakarta, Kota Yogyakarta menjadi Ibu Kota Re-
publik Indonesia dan kota revolusi (1945-1949).
Menurut sumber Sejarah Jawa penguasa di Kraton Yogya-
karta sejak awal telah menggunakan gelar (title) yang dipilihnya
sebagai identitas raja dan kerajaannya. Sebagaimana sumber
babad menyebutkan, bahwa Perjanjian Giyanti (1755) telah
menyelesaikan pertikaian antara Paku Buwana III dan Pangeran
Mangkubumi dengan cara membagi Jawa menjadi dua Kerajaan
Surakarta dan Ngayogyakarta. Sejak itu Mangkubumi meno-
batkan diri sebagai penguasa Kerajaan Ngayogyakarta dengan
3 M.C. Ricklefs, Jogiakarta under Sultan Mangkubumi, 1749 1792 (Lon-
don: Oxford University Press, 1974).
230

