Page 3 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 3

Buku ini menyediakan cara merekonstruksi satu mazhab pemi-
               kiran agraria Indonesia yang orisinil dan pernah sangat berpenga-
               ruh dalam dunia akademik, kebijakan pemerintah, dan gerakan
               sosial pada masanya. Buku ini secara apik mampu menjelaskan-
               nya melalui penelusuran riwayat hidup pemulainya, andil dari
               karya-karya mereka, dan konteks dimana mereka berkiprah.
               Persoalan agraria yang Indonesia hadapi sekarang ini bukan seke-
               dar menuntut kerja yang lebih keras dan lebih banyak. Lebih dari
               itu, diperlukan cara yang lebih baik dan segar untuk mengerti
               masalah agrarian yang telah diungkap, dan juga tentunya yang
               tidak atau belum mau/sanggup/boleh ter(di)ungkap. Masalah
               agraria ini tak bisa dilepaskan dari tali-temali perkembangan ka-
               pitalisme global-lokal yang tidak sama antara satu tempat de-
               ngan tempat lainnya. Hal itu mencakup perluasan pasar tanah
               melalui formalisasi dan pembentukan hak milik tanah dan peng-
               aturan transaksi tanah; deagrarianisasi dan urbanisasi yang mem-
               buat desa menjadi wilayah masa lampau; dipaksa masuknya ta-
               nah dan kekayaan alam dan penduduk pekerja laki-perempuan
               dalam sirkuit produksi makanan, energi, dan barang dagangan
               lain, dan juga bentuk-bentuk baru pengkawasan konservasi alam,
               dalam skala yang tak terbayangkan sebelumnya; dan perjuangan
               akses, kontrol, dan komando atas tanah dan kekayaan alam yang
               sekaligus merupakan bagian dari upaya penataan kembali
               hubungan negara, warga negara, dan bisnis-bisnis raksasa.

               Bagi para agrarista, yakni mereka yang menjadi pengusung a-
               genda Reforma Agraria, buku ini wajib dipelajari, termasuk untuk
               mendapatkan inspirasi. Saya sendiri menikmatinya sebagai suatu
               pertemuan intelektual yang amat mengasyikan, terutama untuk
               memikirkan batas-batas dan cara bagaimana para guru yang be-
               rumah di lembaga akademis dapat berkiprah dalam mengungkap
               dan menganalisa kenyataan hidup rakyat pedesaan, menyu-
               arakan kritik, dan menyampaikan gagasan perubahan yang layak
               untuk ditempuh.
               Noer Fauzi, Kandidat Ph.D. Barkeley University California
   1   2   3   4   5   6   7   8