Page 769 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 769

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)



                   I. HUBUNGAN ANTARA OBYEK DAN TUJUAN PPAN
                                     TUJUAN      1  2  3  4  5  6  7
                      OBYEK
                    1. Tanah bekas HGU, HGB atau HP  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥
                    2. Tanah yang terkena ketentuan konversi  ¥  ¥  -  ¥  ¥  ¥  -
                    3. Tanah yang diserahkan oleh pemiliknyay  g  p  y  ¥  ¥  -  ¥  ¥  -  -
                    4. Tanah hak yang pemegangnya melanggar  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  -
                    5. Tanah obyek landreform    ¥  ¥  -  ¥  ¥  ¥  ¥
                    6. Tanah bekas obyek landreform  ¥  ¥  -  ¥  ¥  ¥  ¥
                    7. Tanah timbul              ¥  -  -  ¥  ¥  ¥  -
                    8. Tanah bekas kawasan pertambangan  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥
                    9. Tanah yang dihibahkan oleh pemerintah  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥
                    10. Tanah tukar menukar dari dan oleh pemerintah  ¥  ¥  ¥  ¥  -  -  ¥
                    11 .   h  dib li l h  i  h   ¥ ¥  ¥ ¥  ¥ ¥  ¥ ¥  -  -  ¥ ¥
                    11 TTanah yang dibeli oleh pemerintah
                    12. Tanah dari hutan produksi konversi  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥
                    13. Tanah hutan produksi konversi yang dilepaskan  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥  ¥
                   1.  Menata ulang ketimpangan struktur penguasaan   5.  Mengurangi sengketa dan konflik pertanahan,
                     dan penggunaan tanah ke arah yang lebih adil,  6.  Memperbaiki dan menjaga kualitas
                   2.  Mengurangi kemiskinan,  lingkungan hidup,
                   3.  Menciptakan lapangan kerja,  7.  Meningkatkan ketahanan pangan dan energi
                   4.  Memperbaiki akses rakyat kepada sumber-sumber   rumah tangga.
                     ekonomi, terutama tanah,







                   J. SUBYEK REFORMA AGRARIA


                      I.  Secara umum :
                         Masyarakat miskin sebagaimana yang telahtelah
                         M asyarakat   miskin   sebagaimana   yang
                         diindentifikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
                      II. Secara Khusus :
                         Penduduk miskin di perdesaan, baik petani, nelayan
                         maupun profesi lain, dimulai dari yang di dalam lokasi
                         ataupun yang terdekat dengan lokasi, dan dibuka
                         kemungkinan untuk melibatkan kaum miskin dari
                         daerah lain (sebagaimana skema berikut).




            722
   764   765   766   767   768   769   770   771   772   773   774