Page 40 - MODUL PERKEMBANGAN PESDIK
P. 40

Karenanya,  diperlukan  strategi  untuk  menangani  perkembangan  emosi  peserta  didik,
                  yaitu.

                  1.  Guru dan orang tua tidak boleh membuat jarak sosial, tapi harus lebih dekat dengan
                      peseta didik. Orang tua atau guru hendaknya mampu membangun kedekatan bahkan

                      menyatu dengan lingkungan anak, sehingga gerak, dinamika, dan berbagai ekspresi

                      anak berada dalam wilayah dan jangkauan guru/orang tua.
                  2.  Guru atau orang tua harus terampil dalam mengobservasi berbagai karakter emosi dan

                      perilaku sosial anak, terutama yang diekspresikan melalui tampilan fisik, mental, dan
                      psikologis. Apalagi saat ini, ekspresi emosi jarang bisa ditemukan pada peserta didik,

                      karena mereka terbiasa mengekspresikan emosi berdasarkan simbol-simbol yang ada

                      di smartphone.
                  3.  Guru dan orang tua harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam merekam,

                      mencatat, dan membuat prediksi tentang perbuatan apa yang akan menyertai peserta
                      didik. Untuk itu, ada baiknya setiap observer, terutama guru, senantiasa menyimpan

                      kertas  kecil  dan  alat  tulis  dalam  sakunya  apabila  sewaktu-waktu  harus  mencatat

                      ekspresi emosi dan sosial peserta didik.
                        Sekolah merupakan salah satu konteks yang memberikan peranan penting dalam

                  pengembangan keterampilan sosial peserta didik. Untuk itu, para guru perlu menerapkan
                  berbagai strategi dalam membantu peserta didik memperoleh tingkah laku interpersonal

                  yang efektif, yaitu:
                  1.  Mengajarkan  keterampilan-keterampilan  sosial  dan  strategi  pemecahan  masalah

                     sosial.  Guru  dapat  mengajarkan  sejumlah  tingkah  laku  interpersoanl  yang  efektif

                     melalui instruksi verbal serta melalui dorongan dan tingkah laku pemodelan.
                  2.  Menggunakan  strategi  pembelajaran  kooperatif.  Ketika  siswa  berpartisipasi  dalam

                     permainan kooperatif, tingkah laku agresif mereka terhadap anak-anak lain cenderung
                     menurun.

                  3.  Memberikan  label  perilaku  yang  pantas.  Guru  dapat  meningkatkan  kesadaran  diri
                     siswa terhadap efektivitas keterampilan sosial dengan mengidentifikasi dan memberi

                     pujian atas perilaku yang mencerminkan keterampilan-keterampilan sosial tersebut.

                  4.  Meminta siswa untuk memikirkan dampak dari perilaku-perilaku yang mereka miliki.
                     Peserta didik sangat mungkin memiliki tingkah laku prososial ketika mereka diberi

                     pengertian mengapa tingkah laku tertentu tidak dapat diterima.





                                                                                                    14
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45