Page 44 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI MEI 2024
P. 44

nya, bisa sukses seperti ini.”       lah milik ayahmu.” Jadi, yang
              Anggaplah argumen di atas yang    namanya pemilik punya hak meng­
           dikedepankan untuk menyimpul kan     gunakan ‘sesuka hati.’
           orang tua sama sekali tidak berper­     Adapun untuk ibu, Ibnu Umar
           an atas karir yang dibangun.         pernah ditanya oleh seorang la­
              Sekarang mari kita berefleksi se­  ki­laki asal Yaman, yang menggen­
           jenak. Coba kembali ke belakang,     dong ibunya ketika  Thawaf, lan­
           semasa  kita masih  bayi. Siapakah   tas ia berkata; “Wahai Ibnu Umar,
           yang merawat kita?                   apakah aku telah membalas budi
              Lalu,  setelah  kita  dewasa,  kuat   kepadanya?”  dijawab  Ibnu  Umar;
           berjalan, siapa yang mengajari per­  “Belum,  walaupun  setarik  nafas
           tama kali? Siapa yang mengajari      yang ia keluarkan ketika melahir­
           kita hingga piawai berbicara, siapa   kan.”
           yang menuntun bicara mulai dari         Yang kedua; adalah orang­
           kata perkata?                        orang   miskin/anak­anak   yatim.
              Bukankah semua itu orang tua.     Mereka inilah yang memiliki hak
           Belum soal kebutuhan primer kita,    atas harta­harta orang kaya/suk­
           seperti  makan,  minum,  kesehatan,   ses.
                                                   Jangan sampai kelompok ini
           biaya pendidikan, pakaian, dan se­
 BERBAGI   terusnya.                            termarginalkan. Kepada merekalah
                                                tersimpan  keberkahan  harta  yang
              Bukankah itu peran orang tua
 KEBAHAGIAAN   sangat besar?                    dimiliki.
                                                   Maka, sangat disayangkan, bila
              Ibu, sembilan bulan mengan­
           dung dengan seabrek dukanya. Be­
           lum lagi ketika proses melahirkan,   kita dapati ada pesta orang­orang
                                                kaya,  tapi  memprioritaskan  tamu
           nyawa menjadi taruhan.               orang­orang kaya pula. Perut mer­
              Proses perawatan semasa kecil,    eka yang sudah penuh dengan
           yang  acap  membangunkan  beli­      makanan.
           au di tengah malam. Bukankah itu        Padahal, di luar sana, banyak
           pengorbanan yang luar biasa.         sekali orang yang kesulitan dalam
              Tidakkah keduanya menjadi so­     mencari sesuap nasi.
           sok  yang  paling  layak  untuk  me­    Lebih bahaya lagi, kalau sam­
           nerima dan merayakan kesuksesan      pai kikir, hingga enggan berbagi.
           itu?                                 Maka, cukuplah Qorun yang me­
              Datanglah seorang laki­laki ke­   niti jalan kehinaan itu, yang akhir
           pada Rasulullah    , mengadukan      hidupnya ditenggelamkan beserta
           prihal sang ayah yang acap meng­     harta yang ditumpuk­tumpuknya.
           gunakan harta miliknya, tanpa           Akhir kata, mari kita cerdas da­
           sepengetahuannya. Tentu harapan      lam  berbagi  kebahagiaan.  Jangan
           laki­laki itu, sudinya Rasulullah       sampai, kita mengira telah berba­
           mengingatkan sang ayah.              gi antar sesama dan mengundang
              Tapi, tahukah apa jawaban Ra­     keberkahan,  tapi  nyatanya  justru
           sulullah    ?                        mengundang murka Allah.  Na’ud-
              “Kamu dan harta­hartamu ada­      zubillahi min dzalik.*


                                                            Syawal 1445/Mei 2024 | MULIA  39
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49