Page 12 - RUKUN IMAN
P. 12

Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang
                    mulia. (QS. Al-Anfaal: 2-4)
                    Jelaslah bahwa hati yang gemetar, bertambahnya
                keimanan dan senantiasa bertawakal kepada Allah,
                semuanya itu merupakan suatu perasaan yang dapat
                dirasakan oleh hati mereka yang benar imannya. Ini
                berarti bahwa Iman bukanlah semata-mata pembenaran
                yang terpendam didalam hati, namun menuntut pula
                suatu pembenaran yang berwujud tindakan dalam
                kehidupan sehari-hari. Setelah itu barulah perwujudan
                pelaksanaan sholat, zakat dan lainnya yang merupakan
                bagian dari amal-amal Iman.
            C.  Wujud Allah
                Suatu kepercayaan hanya bisa diyakinkan kebenarannya
            jika tidak bertentangan dengan akal pikiran. Walau akal
            manusia tidak dapat mengetahui semua rahasia disekitar roh
            dan ketuhanan, namun bagian-bagian yang dapat dipahami
            dari ciptaan Tuhan haruslah tidak bertentangan dengan
            hukum akal. Kebenaran mutlak yang harus dipercaya akan
            adanya Allah mempunyai bekas-bekas, akibat-akibat, gejala-
            gejala yang dapat dijadikan bukti memperkuat kebenaran
            mutlak adanya zatnya. Mencari wujud Allah dilarang dalam
            agama sebagaimana dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh
            Ibnu Abbas “Fikirkanlah tentang/ciptaan mahkluk allah dan
            janganlah kamu memikirkan tentang allah (zatnya), karena
            sesungguhnya kamu tidak sekali-kali akan mampu untuk
            mencapainya.”
                Adapun untuk membuktikan adanya Allah swt. dapat
            dikemukakan beberapa dalil, antara lain:



            22    Aqidah Akhlak
   7   8   9   10   11   12   13   14   15