Page 92 - MODUL PELATIHAN PPI DASAR (Uji Coba)docx
P. 92
BAB VII
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES
A. Konsep Dasar Kewaspadaan Isolasi
Ketika HIV/AIDS muncul pada tahun 1985, dibutuhkanlah suatu pedoman untuk
melindungi petugas pelayanan kesehatan dari terinfeksi. Oleh karena penularannya
termasuk Hepatitis C virus adalah melalui darah, maka disusunlah pedoman yang
disebut Kewaspadaan Universal (Universal Precaution). Sejak diberlakukan dan
diterapkan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, strategi baru ini telah dapat
melindungi petugas pelayanan kesehatan (penularan dari pasien ke petugas) serta
mencegah penularan dari pasien ke pasien dan dari petugas ke pasien. Individu yang
terinfeksi HIV atau HCV tidak menunjukkan gejala penyakit atau terlihat sebagai
layaknya seseorang yang terinfeksi, maka Kewaspadaan Universal di modifikasi agar
dapat menjangkau seluruh orang (pasien, klien, pengunjung) yang datang ke fasilitas
layanan kesehatan baik yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi.
Pada tahun 1987 diperkenalkan sistem pendekatan pencegahan infeksi kepada
pasien dan petugas kesehatan, yaitu Body Substance Isolation (BSI) sebagai alternatif dari
Kewaspadaan Universal. Pendekatan ini difokuskan untuk melindungi pasien dan petugas
kesehatan dari semua cairan lendir dan zat tubuh (sekret dan ekskret) yang berpotensi
terinfeksi, tidak hanya darah. Body Substance Isolation (BSI) ini juga meliputi : imunisasi
perlindungan bagi pasien dan staf fasilitas layanan kesehatan yang rentan terhadap
penyakit yang ditularkan melalui udara atau butiran lendir (campak, gondong, cacar air dan
rubela), termasuk imunisasi hepatitis B dan toksoid tetanus untuk petugas, mengkaji ulang
instruksi bagi siapapun yang akan masuk ke ruang perawatan pasien terutama pasien
dengan infeksi yang ditularkan lewat udara (Lynch dkk, 1990).
Sistem Body Substance Isolation (BSI) lebih cepat diterima daripada sistem
Kewaspadaan Universal karena lebih sederhana, lebih mudah dipelajari dan diterapkan
dan dapat diberlakukan untuk semua pasien, tidak hanya pada pasien yang didiagnosis
atau dengan gejala yang mungkin terinfeksi tetapi tetap berisiko bagi pasien dan staf
lainnya. Kelemahan sistem ini antara lain: membutuhkan biaya tambahan untuk
perlengkapan pelindung terutama sarung tangan, kesulitan dalam perawatan rutin harian
bagi semua pasien, ketidakpastian mengenai pencegahan terhadap pasien dalam ruang
isolasi serta penggunaan sarung tangan yang berlebihan untuk melindungi petugas
dengan biaya dibebankan kepada pasien.
Keberadaan kedua sistem ini pada awal 1990 mengakibatkan fasilitas pelayanan
dan petugas kesehatan tidak dapat memilih pedoman pencegahan mana yang harus
digunakan. Sehingga pada beberapa rumah sakit telah diterapkan Kewaspadaan
Modul Pelatihan PPI Dasar| RSUD Prambanan 5

