Page 22 - 1 E-MODUL INTERAKTIF FIKIH LESTARI_Neat
        P. 22
     2.  Debu atau Tanah
                   Debu sebagai alat bersuci merupakan media sekunder apabila air tidak tersedia.
            Proses bersuci menggunakan debu ini disebut tayamum. Tayamum sebagai pengganti
            wudhu  dapat dilakukan  dengan  beberapa  syarat,  antara lain  ketika  seseorang  tidak
            menemukan air untuk berwudhu, ketika seseorang tidak bisa menggunakan air karena
            alasan sakit yang sakitnya akan semakin parah jika terkena air, atau ada hal ian yang
            lebih membutuhkan air, seperti hewan yang kehausan dan membutuhkan air minum,
            sedangkan persediaan air yang sedikit.
        3.  Batu dan benda-benda lainnya
                   Batu dapat digunakan untuk bersuci atau beristinja ketika tidak ada air. Istinja
            artinya membersihkan dubur setelah buang hajat atau buang air besar. Jumlah batu
            yang digunakan untuk bersuci sedikitnya tiga batu. Bersuci dengan batu tidak boleh
            menunggu najis kering sebab akan sulit untuk dibersihkan. Bersuci dengan batu  ini
            dapat  dimaklumi  karena  pada  masa  Rasulullah  saw.,  air  bukanlah  hal  yang  mudah
            didapatkan.  Namun,  seiring  dengan  berkembangnya  peradaban  manusia,  bersuci
            dengan menggunakan batu sudah jarang ditemukan.
              Masyarakat modern sudah memiliki cara lain yang lebih mudah dan steril, misalnya
              dengan menggunakan tisu. Saat ini, tisu telah menjadi salah satu alat kebersihan
              yang bisa digunakan oleh manusia. Selain kesat dan kering, tisu juga memiliki daya
              serap yang tinggi sehingga bukan sesuatu yang asing jika saat ini banyak terdapat
              tisu di toilet-toilet sebagai alat pembersih.





