Page 106 - Restrukturisasi Portofolio Computational Thinking - Moh. Nafis Husen Romadani
P. 106
Pembiasaan dalam menerapkan computational thinking dalam
kehidupan sehari-hari merupakan pondasi penting dalam
menghadapi era digital. Empat pondasi yang membangun
computational thinking, yaitu dekomposisi, pengenalan pola,
abstraksi, dan algoritma merupakan landasan-landasan yang sangat
kuat untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan yang
efektif serta memberikan hasil yang efisien dan optimal. Penerapan
computational thinking dalam kurikulum pendidikan merupakan
langkah strategis dan juga sangat penting untuk mempersiapkan
generasi masa depan yang siap untuk menghadapi tantangan.
Selain mendorong keterampilan peserta didik abad 21, integrasi
computational thinking memberikan kebebasan kepada peserta
didik untuk meningkatkan keterampilannya sesuai dengan
kemampuan, minat dan bakatnya. Sehingga hal ini sejalan dengan
konsep kurikulum merdeka, yaitu memberikan ruang atau
memerdekakan peserta didik untuk belajar sesuai dengan profil
belajar masing-masing.
Penerapan konsep CT ini sangat dibutuhkan dalam mata pelajaran
seperti matematika, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta
memastikan relevansi pembelajaran dengan kebutuhan dunia yang
terus berkembang. Computational thinking juga berperan penting
dalam berbagai ujian dan asesmen seperti Bebras, AKM, PISA, dan
literasi digital. Soal-soal seperti Bebras tidak hanya mengukur
pemahaman konsep komputasi, tetapi juga mendorong peserta didik
untuk menggunakan pemikiran komputasional dalam menyelesaikan
masalah. Selanjutnya, integrasi computational thinking dalam
proyek STEM membuka peluang praktis bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.