Page 14 - E-MODUL MULTIPEL REPRESENTASI BERBASIS FLIP PDF CORPORATE EDITION PADA MATERI ASAM BASA SENYAWA ORGANIK_ANDRA MEISANTRY ASSARI_F1062181002_FKIP UNTAN
P. 14

1.  TEORI ASAM BASA













                                           Gambar 1. Aspirin (Smith, 2011).

                       Aspirin  merupakan  senyawa  sintesis  yang  tidak  terdapat  di  alam  dan  termasuk
               salah satu obat yang paling banyak digunakan. Pada tahun 1899, aspirin untuk pertama kali
               dipasarkan ke masyarakat umum, namun sekarang digunakan secara teratur oleh lebih dari
               100 juta orang di seluruh dunia. Senyawa ini bersifat asam karna memiliki gugus asam

               karboksilat (─COOH) dan gugus hidroksil fenolik (─OH). Salah satu efek samping aspirin
               dalam jangka waktu yang lama adalah pendarahan lambung yang sebagian disebabkan oleh
               sifat  asamnya.  Penggunaan  aspirin  akan  meningkatkan  kondisi  asam  lambung  secara
               signifikan. Selain aspirin, ada beberapa molekul obat yang bersifat asam secara alamiah,
               namun ada juga obat-obat yang bersifat basa dan netral. Apa saja yang menentukan suatu

               senyawa  dapat  bersifat  asam  maupun  basa?  Dalam  Bab.  1,  akan  mempelajari  tentang
               keasaman dan kebasaan pada senyawa, terutama pada senyawa organik (Sarker, 2009).

                       Pada  kimia  organik  terdapat  senyawa  organik  yang  memiliki  sifat  asam  maupun
               basa. Senyawa organik yang memiliki sifat asam yaitu asam karboksilat dan fenol, serta
               senyawa organik yang memiliki sifat basa yaitu amina. Senyawa organik tersebut memiliki

               struktur molekul yang berbeda satu dan lainnya. Oleh sebab itu, agar dapat menentukan
               sifat asam maupun basa pada senyawa organik, maka mengacu pada teori asam dan basa
               menurut  para  ahli.  Adapun  teori  asam-basa  menurut  para  ahli  antara  lain:  Arrhenius,
               Bronsted-Lowry,  dan  Lewis.  Teori  Arrhenius  tidak  dapat  diaplikasikan  pada  senyawa

               organik karena senyawa organik tidak mampu atau tidak larut di dalam air. Sehingga hanya
               mengacu  pada  teori  asam-basa  menurut  Bronsted-Lowry  dan  Lewis.  Senyawa  asam
               karboksilat dan fenol mengacu pada teori asam-basa menurut Bronsted-Lowry, sedangkan
               senyawa amina dan turunannya mengacu pada teori asam-basa menurut Lewis (Rasmawan
               et al., 2018).


                       Contoh asam karbosilat yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu
               asam format (semut), asam asetat (asam cuka), asam propionat (susu, mentega, keju),
               asam kaproat (kambing) dan masih banyak lagi. Fenol dapat dijumpai pada tumbuhan yang
               mengandung senyawa fenol memiliki sifat antioksidan yang dapat mengendalikan radikal




                                                                                                         5
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19