Page 28 - Kompolasi materi The end bismillah pdf_Neat new
P. 28
HIDROKARBON
E. Tatanama Hidrokarabon
Awal sejarah kimia organik, kimiawan memberikan nama-nama tersendiri untuk penemuan
senyawa baru. Nama-nama tersebut berasal dari sumber atau sifat dari senyawa yang ditemukan,
kadang-kadang bisa juga menggunakan nama orang yang pertama kali menemukannya, dan
beberapa nama-nama tersebut masih lazim digunakan, seperti limonen dari buah limau, asam
format terdapat pada semut (dari bahasa latin semut, formica), penisilin (dari penicillum notatum),
asam barbiturat diberi nama oleh penemunya (Adolf van Bayer) dari nama sahabatnya Barbara,
dan lain-lain.
Semakin banyak senyawa baru yang disintesis, semakin nyata bahwa pemberian nama
berdasarkan nama-nama biasa tidak dapat dipertahankan, sehingga dibutuhkan metode bersistem
dalam penamaan, dimana sistem ini harus mengarah pada nama khas untuk setiap senyawa.
Dengan mengetahui aturannya dan melihat strukturnya dapat mempermudah untuk menuliskan
nama struktur dan menuliskan struktur dengan benar. Salah satu sistem tatanama yang digunakan
sampai sekarang yaitu sistem yang direkomendasikan oleh IUPAC (International Union of Pure
and Applied Chemistry). Penamaan IUPAC disebut juga sebagai penamaan sistematis karena
penamaannya mengikuti aturan-aturan baku. Tatanama IUPAC pada hidrokarbon terbagi tiga,
yaitu:
1. Tatanama IUPAC alkana
a. Tentukan rantai induk terpanjang yang terdekat dengan cabang.
Rantai induk merupakan rantai alkana terpanjang, sedangkan cabang (alkil) merupakan
sekelompok hidrokarbon pendek yang terikat pada induk.
CH CH 2
H 3 C CH 2 CH 3 Rantai induk: pentana
CH 3 Cabang: metil
b. Penomoran rantai karbon alkana dimulai dari rantai yang terdekat dengan cabang.
2 4
1 CH 3 CH 2 5
H 3 C CH 2 CH 3
CH 3
c. Penamaan senyawa alkana dimulai dari posisi cabang−nama cabang−rantai induk
alkana, angka dipisahkan dari kata menggunakan tanda penghubung.
28