Page 14 - New e-Infotory Book
P. 14
Syekh Hasan Besari menjadi pengasuh Pondok
Tegalsari menggantikan saudaranya yaitu Kyai
Khasan Yahya yang telah memimpin selama
40 tahun. Kyai Khasan Yahya mendapat surat
pencopotan jabatan dari Pakubuwono IV yang
menilai Kyai Khasan Yahya hanya sibuk
memperkaya diri dengan aktivitas pertanian
santrinya untuk memotong padi dan menanam
kedelai. Pencopotan jabatan itu dilakukan oleh
Pakubuwono IV karena pengasuh Pondok
Tegalsari juga merangkap sebagai Lurah di
tanah perdikan Tegalsari yang secara
administratif termasuk ke dalam wilayah
kekuasaan Keraton Surakarta (Sam’ani,
2017:49).
Kyai Khasan Yahya menggantikan ayahnya Kyai
Khasan Ilyas, yang mengasuh pesantren selama 11
tahun (1747-1758 M). Selama 11 tahun kepemimpinan
Kyai Khasan Ilyas lebih banyak digunakan untuk
pembangunan masjid dan pondok. Bahkan ia lupa
menyiapkan generasi penerusnya untuk melanjutkan
estafet kepengasuhan Pondok Tegalsari (Nurudianto,
2018).
Pada masa kepengasuhan Kyai Ilyas itulah masa
dimulainya tradisi pengiriman calon pujangga
keraton untuk belajar di Pondok Tegalsari. Sebagai
calon pujangga yang pertama kali menjalani tradisi
tersebut adalah sastranegara yang di kemudian hari
Gambar 1.6 Rr. Ronggowarsito,
setelah diangkat menjadi pujangga keraton berganti
Pujangg Keratom yang menuntut ilmu
nama menjadi Yasadipura II (Nurudianto, 2018:192). di Pondok Tegalsari
Sumber :
https://www.kompasiana.com/achmad
eswa/5aa7456316835f74ac706594/men
yingkap-ajaran-serat-sabdajati-karya-
ranggawarsita
Peranan Syekh Hasan Besari Dalam Penyebaran Agama 8
Islam Di Ponorogo