Page 12 - AUVI
P. 12
INFLASI DAN PENGANGGURAN
Ide tentang adanya hubungan antara inflasi dengan pengangguran itu relative baru,
kira-kira pada akhir tahun 1950an. Secara sistematik ide ini diperkenalkan oleh A W
Philips pada tahun 1958 dari hasil studi lapangan tentang hubungan antara kenaikan
tingkat upah dengan pengangguran di Inggris pada tahun 1861-1957. Dari hasil studi
ini dia memperoleh hubungan negatif antara presentase kenaikan upah dengan
pengangguran, secara grafik hubungan tersebut tercermin dalam kurva yang sering
disebut kurva Philips. Sampai pada akhir tahun 1950-an masalah pokok
kebijaksanaan makro ekonomi adalah mencapai serentak kestabilan harga serta
kesempatan kerja tinggi.
Namun, beberapa pemikir pesimis akan hal itu dapat tercapai. Kurva Philips hadir
menjawab keraguan tersebut yaitu kestabilan harga dan kesempatan kerja tinggi
adalah dua hal yang tidak bisa terjadi secara bersama-sama. Kalau menghendaki
kesempatan kerja tinggi maka harus mau menanggung beban inflasi dan sebaliknya,
harus ada trade off.
Tetapi, pada pertengahan tahun 1970-an terdapat krisis minyak yang terjadi didunia
dan hal ini menimbulkan stagflasi ( stagnasi dan inflasi ). Disini adanya trade off
inflasi dan unemployment dipertanyakan ? kurva Philips telah bergeser. dengan kata
lain, tidak ada trade off antara inflasi dengan unemployment. Begitu juga data inflasi
dan unemployment di USA selama tahun 1950-1982 menunjukkan adanya
kecenderungan bahwa inflasi dan unemployment kedua-duanya naik, berarti tidak
ada trade off.
Setelah dilakukan studi lebih lanjut mengenai hal tersebut diperolehlah hubungan
antara perkiraan rasional dan kurva Philips. Dimana kesimpulannya bahwa dalam
jangka panjang apabila buruh itu secara rasional dalam menyusun perkiraan harga ,
maka kebijaksanaan moneter dan fiskal tidak akan dapat merubah output dan dengan
demikian juga unemployment. Inilah yang sering disebut natural rate hypothesis.
Apakah hal ini berarti unemployment tidak dapat diperkecil ? menurut hipotesis
dapat diperkecil dengan kebijaksanaan yang dapat meningkatkan produktivitas ,
misalnya meningkatkan keterampilan ataupun penambahan jumlah faktor produksi
yang digunakan.