Page 23 - Komunikasi, Advokasi dan Fasilitasi STBM
P. 23
d. Pemahaman Bahasa Setempat
Untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dengan mitra kita, kita
harus memahami Bahasa/dialek setempat. Denagn memahami budaya
setempat kitab isa berhati-hati dalam pemilahan dan pemilihan kata
denagn cara mengucap intonasi nya
Contoh : gedang Bahasa jawa artinya pisang, Bahasa Sunda artinya
papaya.
Untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam
berkomunikasi, gunakanlah kalimat-kalimat sederhana yang mudah
dipahami. Kalimat panjang dan kompleks seringkali mengaburkan arti
dan makna pesan yang akan disampaikan.Misalnya kepala
puskesmas, berbicara kepada para sanitarian dalam suatu rapat
“Bapak Ibu Sanitarian sekalian dalam rangka mensukseskan STBM,
maka semua sanitarian harus menyadari akan arti pentingnya
pembangunan kesehatan dengan memberdayakan semua potensi
yang ada dalam masyarakat, untuk itu maka Bapak Ibu Sanitarian
harus berusaha sekuat tenaga untuk membuat masyarakat berdaya
dan mendukung STBM”. Kalimat tersebut terlalu panjang dan
kompleks. Padahal informasi yang perlu disampaikan adalah bahwa
agar program sanitasi yang menggunakan pendekatan STBM dapat
dilaksanakan dengan memberdayakan potensi yang ada di
masyarakat.
e. Penggunaan Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh, ekspresi wajah dan isyarat nonverbal lainnya dapat
memainkan peran besar dalam komunikasi yang efektif. Perhatikan
bahasa tubuh Anda saat berkomunikasi dan sesuaikan jika bahasa
tubuh Anda tidak mendukung apa yang Anda coba komunikasikan.
Postur tubuh bisa menjadi bentuk bahasa tubuh jadi pastikan Anda
18