Page 9 - Modul B.Indonesia Kelas 12 3.8 & 4.8
P. 9
N
o
v
l
a
m
a
h
a
B
e
l
_
a
e
h
i
K
a
p
n
d
a
d
u
p
X
I
s
e
l
a
3
.
D
I
_
K
K
n
d
o
I
s
a
a
_
i
n
e
s
n
a
n
e
P
g
n
a
P Pandangan Pengarang Terhadap Kehidupan dalam Novel_Bahasa Indonesia_ Kelas XII_KD 3.8 8
n
a
d
r
e
T
d
a
h
r
a
g
g
n
a
D. Penugasan Mandiri
1. Menangkap Maksud Pengarang terhadap Kehidupan dalam Novel
Untuk melatih pemahamanmu tentang novel dalam kaitannya dengan maksud pengarang, kamu diminta untuk mencatat informasi
latar sosial budaya dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Sebelum mengerjakan latihan pada kegiatan ini, sebaiknya kamu
perhatikan beberapa hal berikut:
1. Bacalah novel “Salah Pilih” karya Nur Sutan Iskandar
2. Apa yang menarik dari novel “Salah Pilih”?
Di sebuah tempat bernama Sungaibatang, Maninjau, Suku Minang, Sumatera barat, tinggal sebuah keluarga yang terdiri atas seorang
ibu, seorang anak laki-laki dan seorang lagi perempuan, serta seorang pembantu. Ibu itu bernama Mariati, si lelaki, Asri, dan yang
perempuan, Asnah. Sementara pembantu itu bernama Liah dan dua anak itu biasa memanggilnya Mak Cik Lia. Keluarga itu saling
mengasihi satu sama lain sekalipun dengan si pembantu dan Asnah yang bukan anak kandung Bu Mariati, mereka tidak peduli dengan
hal tersebut. Asnah pun juga sayang pada perempuan yang dianggap sebagai ibu kandung itu. Ia selalu sabar merawat Bu Mariati yang
tengah sakit.
Asri dan Asnah semakin lama semakin dewasa dan semakin akrab sebagai saudara. Mereka terbiasa jujur satu sama lain, bahkan Asnah
mengetahui rahasia kakaknya yang tidak diketahui sang bunda, begitu juga sebaliknya. Namun ada satu hal yang sangat dirahasiakan
Asnah, dia menyayangi Asri lebih dari seorang kakak, melainkan rasa sayang seorang kekasih. Gadis itu sangat terpukul ketika sang
ibu meminta anak lelakinya untuk segera menikah, dia tahu bukan ia yang akan menjadi pendamping Asri karena adat melarang
pernikahan sesuku seperti mereka. Asri menjatuhkan pilihan pada seorang putri bangsawan yang cantik, adik kandung mantan
kekasihnya. Gadis itu bernama Saniah. Mereka bertunangan lalu menikah setelah melewati beberapa adat Minangkabau.
Pernikahan Asri dengan Saniah sangat jauh dari kata ‘bahagia’. Keduanya memiliki perbedaan yang sangat kuat dalam masalah adat.
Saniah selalu disetir sang ibu untuk mengikuti adat yang sangat kaku dan kuno menurut Asri, karena Asri sudah terbiasa dengan
pendidikan luar yang bebas. Ia sangat menghormati adat, namun ia tidak suka terlalu dikekang dan dipaksa-paksa seperti yang
dilakukan Saniah padanya. Selain itu, Saniah adalah wanita yang sombong, keras kepala, membedakan kelas sosial masyarakat, dan
tidak suka bergaul dengan tetangga. Saniah sangat cemburu dengan keberadaan Asnah dan ia ingin menyingkirkan gadis itu dengan
berbagai cara, tentunya peran sang ibu tidak tertinggal.
Suatu hari penyakit bu Mariati menjadi sangat parah. Asnah beserta Mak Cik Liah bergantian menjaganya, tak lupa juga Asri lebih
sering mengunjungi ibunya yang telah diasingkan Saniah di bagian rumah mereka yang lain. Penyakit bu Mariati tidak dapat
disembuhkan dan nyawanya telah lepas dari raga. Sebelum meninggal, ibu itu berpesan kepada anaknya, ia menyesal telah meminta
Asri menikah, apalagi dengan Saniah. Wanita itu juga menjelaskan adat Minang yang tidak melarang Asri dan Asnah menikah karena
mereka tidak sedarah. Wanita itu berpesan agar anak lelakinya itu menikah dengan anak angkatnya, Asnah yang sifatnya sangat mulia
dan dimata semua orang.
@ 2 0 2 4 , S M A N e g e r i 1 I n d r a m a y u
@2024, SMA Negeri 1 Indramayu
9

