Page 19 - alue naga
P. 19

Suatu hari Sultan Meurah mendapat kabar tentang keresahan rakyatnya di suatu
       tempat, lalu beliau mengunjungi tempat tersebut yaitu sebuah desa di pinggiran Kuta Raja
       untuk mengetahui lebih lanjut keluhan rakyatnya.  “ya Tuan Sultan, kami sering kehilangan
       ternak yang di lepas di bukit sana, dan sering terjadi gempa di dekat bukit itu” keluh seorang
       warga desa.

              Mendengar keluh kesah tersebut, Sultan Meurah memerintahkan Renggali untuk
       memeriksa bukit tersebut. Namun yang mereka dapati adalah seekor naga yang tak mampu
       bergerak. Sultan Meurah dan Renggali pun mencabut pedang yang selama ini membuat
       naga lumpuh. Setelah pedang tersebut lepas, sang naga diminta untuk kembali ke tempatnya
       berasal yaitu di laut.
              Sambil menangis naga tersebut menggeser tubuhnya dan perlahan menuju laut.
       Maka terbentuklah sebuah alur atau sungai kecil akibat pergerakan naga tersebut. Maka di
       kemudian hari daerah di pinggiran Kuta Raja itu disebut Alue Naga, di sana terdapat sebuah
       sungai kecil yang di sekitarnya dipenuhi rawa-rawa yang selalu tergenang dari air mata
       penyesalan seekor naga yang telah mengkhianati sahabatnya.
              Dari  sana  terbentuk  sebuah  tempat  yang  dipenuhi  rawa  dan  sungai  kecil,
       dikelilingi oleh air mata penyesalan dari seekor naga yang telah mengkhianati temannya,
       dan pada akhirnya sungai kecil tersebut dinamakan sebagai Sungai Alue Naga.

       Pesan moral cerita rakyat Alue Naga
              Bersikap  jujur  dan  kesatria  atas  kesalahan  adalah  hal  yang  perlu  dilakukan
       manusia, jangan mengambinghitamkan orang lain atas kesalahan kita karena sikap tersebut
       hanya menimbulkan petaka untuk diri kita sendiri.
   14   15   16   17   18   19