Page 19 - Kelompok 1
P. 19
Rangkuman
Berdasarkan gugus tempat terikatnya amina, maka amina dapat
dikelompokkan dalam alkilamina dan arilamina. Amin diklasifikasikan
berdasarkan jumlah substituen organik yang terikat pada nitrogen yaitu
amina primer (R-NH2), amina sekunder (R2NH), dan amina tersier (R3N).
Tata nama senyawa amina mengikuti aturan-aturan sebagai berikut.
1. Amina sederhana diberi nama berdasarkan sistem gugus fungsional.
2. Senyawa yang mempunyai dua gugus amina diberi nama dengan
akhiran diamina dari alkana induknya dengan pemberian angka yang
sesuai.
3. Untuk amina yang mempunyai substituen yang sejenis maka
penamaannya dengan memberi awalan di atau tri pada senyawa alkil
yang diikuti dengan akhiran amina.
4. Amina yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu dan memiliki
prioritas tata nama yang lebih tinggi maka -NH2 diberi nama menjadi
amino.
5. Jika atom N mengikat 4 gugus hidrokarbon akan bermuatan positif
dan dikenal sebagai ion ammonium kuartener.
6. Senyawa yang mengandung gugus -NH2 pada cincin benzena
dinamakan sebagai derivat anilin.
7. Senyawa siklik dimana satu atom C atau lebih diganti dengan atom
nitrogen, diberi nama khusus sebagai heterosiklik amin.
Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan dalam
ammonia, suatu ikatan nitrogen sp3 yang terikat pada tiga atom atau
gugus lain (H atau –R) dan dengan sepasang elektron menyendiri dalam
orbital sp3 yang tersisa. Berbeda dengan karbon yang memiliki sudut
ikatan 109,50, namun berdasarkan percobaan sudut ikatan yang
terbentuk adalah 107,30, berbeda dengan karbon yang jika diperhatikan
beranalog dengan amina. Hal ini karena sudut ikatan ditekan oleh
orbital yang berisi PEB yang memiliki ukuran yang lebih besar. Hal ini lah
yang menjadi perbedaan antasa ikatan sp3 karbon dan amina.
19 KIMIA ORGANIK II - AMINA