Page 9 - Modul Elektronik Materi Surat Niaga XI MPLB
P. 9

KORESPONDENSI NIAGA




                 A.  Korespondensi


                      1.  Pengertian Korespondensi

                         Korespondensi berasal dari kata Correspondence (Inggris) atau Correspondence (Belanda)


                       yang  berarti suatu  kegiatan  atau  hubungan  yang  terjadi  antara  pihak-pihak  terkait  yang

                       dilakukan dengan saling berkiriman surat. Hubungan pihak-pihak yang terkait dalam bisnis


                       biasanya bersifat resmi dan dilakukan dengan surat-menyurat. Oleh karena itu, korespondensi

                       juga diartikan sebagai surat-menyurat  oleh The Liang Gie dalam (Purwanto 2008).


                      2.  Korespondensi Niaga

                          Pengertian surat niaga dari beberapa ahli dalam (Karyaningsih 2018), antara lain:


                          a.  Korespondensi atau surat-menyurat yang dilakukan dalam usaha dan tindakan yang ada

                             sangkut pautnya dengan bidang perdagangan/niaga/bisnis (Thomas Wiyasa B., 1995:


                             95).

                          b.  Surat  sebagai  produk  komunikasi  tulis  yang  mengiringi  proses  dan  prosedur  bisnis

                             (Lammudin Finoza, 2004: 195)


                          c.  Surat yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam bertransaksi (bisnis) yang

                             meliputi  surat  kepada  pelanggan  (pembeli)  dan  surat  kepada  pemasok  (penjual)


                             (Ramelan, 2005: 151)

                         Surat niaga merupakan utusan atau duta bagi sebuah perusahaan dalam menjalain kerja sama


                      dengan mitra bisnisnya. Oleh karena itu, bahasa surat niaga harus ditata dengan jelas, menarik,

                      dan  mudah  dipahami.  Sebelum  suatu  transaksi  perdagangan  terjadi  selalu  diawali  dengan


                      perkenalan,  tawar-menawar  dan  sebaginya.  Dengan  demikian  terjadilah  tukar  menukar

                      informasi, baik secara lisan maupun tertulis. Pertukaran informasi secara tertulis salah satunya







                                                               1
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14