Page 7 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 7

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                 Agama Islam dan disiarkan setiap malam Jumat. Dialek khas
                 Minang dan suara lembutnya yang sudah agak parau serta
                 penjelasannya yang sistematis, membuat ceramah beliau
                 selalu menarik. Tak heran bila Hamka menjadi penceramah
                 favorit keluarga kami dan banyak warga Indonesia pada
                 umumnya.

                     Buya Hamka memang tokoh yang sangat dihormati baik
                 oleh orang yang sejalan dengan pemikirannya maupun yang
                 berlawanan. Meski pernah dipenjarakan oleh Bung Karno,
                 misalnya, Buya Hamka jualah yang disebut dalam wasiat
                 Bung Karno sebagai tokoh yang diminta mengimami shalat
                 jenazah Bung Karno bila kelak meninggal. Dan, permintaan
                 itu pun dipenuhi oleh Hamka tanpa banyak bertanya. Bahkan,
                 ketika mendengar Bung Karno meninggal, Hamka bersegera
                 berangkat ke wisma Yaso untuk bertakziah.
                     Pertentangan beliau dengan Pramoedya Ananta Toer lain
                 lagi ceritanya. Menurut penyair Taufiq Ismail yang dikutip di


                 Republika online, Hamka mengaku telah difitnah dan buku-
                 bukunya pun dibakar oleh Lekra—lembaga kebudayaan
                 PKI di mana Pramoedya adalah salah seorang tokohnya.
                 Meski begitu, masih menurut Taufiq, ternyata Hamka tidak

                 mendendam dan memilih memaafkan Pramoedya. “Dia
                 (Pramoedya) itu ikut-ikutan saja. Dia bukan komunis.
                 Saya memaafkan Pram,” ujar Taufiq menirukan pernyataan


                 Hamka. Taufiq mengatakan, sebenarnya Hamka bisa saja
                 membalas dendam kepada Pramoedya, namun “Inilah contoh
                 akhlak luar biasa dari seorang pemikir Islam,” ujarnya.

                     Pada era Orde Baru, sebagai Ketua Majelis Ulama
                 Indonesia, Buya Hamka mengambil peran sebagai penasihat
                 pemerintah. Beberapa kali, yang tercatat dalam buku ini,

                 vi





                                                                         1/13/2017   6:18:05 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   vi       1/13/2017   6:18:05 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   vi
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12