Page 3 - TheBridge-Mei 2023
P. 3
Merdeka Belajar
Subagio / YanPPG
Ada yang mengartikan “merdeka” berarti bebas
dari belenggu, penjajahan, dan sebagainya.
Apakah “merdeka belajar” berarti bebas dari
belajar alias tidak belajar. Tentu bukan itu
maksudnya.
Kalau menurut Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam
websitenya Kebijakan Merdeka Belajar
merupakan langkah untuk mentransformasi
pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya
Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki
Profil Pelajar Pancasila. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga
Dalam pidatonya ketika memperingati Hari pembelajaran dapat disesuaikan dengan
Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei yang lalu, kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Mas Menteri -begitu panggilan populer beliau,
memberikan gambaran tentang pendidikan Tujuan
nasional ke depan. Hal itu diawali dengan
merancang kurikulum baru yang disebut Dari pidato Menteri Pendidikan terbaca
Kurikulum Merdeka 3 tahun yang lalu. kalau kurikulum baru ini diharapkan bisa
menuntun bakat, minat, dan potensi
Kurikulum Merdeka merupakan transformasi peserta didik agar mampu mencapai
yang masif. Kurikulum ini berusaha keselamatan dan kebahagiaan yang
mewujudkan apa yang disebut dengan Merdeka setinggi-tingginya sebagai seorang manusia
Belajar, mendidik generasi Pelajar Pancasila dan sebagai anggota masyarakat.
yang cerdas berkarakter, dan membawa
Indonesia melompat ke masa depan dengan Dari situ diharapkan output berupa
pendidikan yang memerdekakan. generasi Pelajar Pancasila yang cerdas
berkarakter, dan membawa Indonesia
Lalu, apa itu Kurikulum melompat ke masa depan dengan
pendidikan yang memerdekakan.
Merdeka?
Pendidikan yang memerdekakan di mana
peserta didik diberi kebebasan, fleksibilitas
Mengutip pada website ditpsd kemdikbud,
dan pilihan dalam memilih mata pelajaran
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan
dan metode pendidikan. Diharapkan yang
pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
demikian ini bisa menggali potensi mereka
mana konten akan lebih optimal agar peserta
sendiri.
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
Jadi anak didik tidak terkungkung pada
konsep dan menguatkan kompetensi.
mata pelajaran akademik tradisional
seperti matematika, sains, dan Bahasa.