Page 9 - Modul 5_8
P. 9
anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan
pada Belanda serta mengingat akan tanggung jawabnya sebagai pemimpin tentara.
Melakukan Perang Gerilya. Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk
melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari
hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan
lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada.
Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri
tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia
tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu
dibutuhkan.
Jenderal Sudirman Wafat, penyakit TBC yang menggerogoti Jenderal Sudirman kala itu
kian parah. Beliau rajin memeriksakan diri di rumah sakit Panti Rapih. Disaat itu juga,
Indonesia sedang dalam negosiasi dengan Belanda menuntut pengakuan kedaulatan
Indonesia. Jenderal Sudirman kala itu jarang tampil karena sedang dirawat di Sanatorium
diwilayah Pakem dan kemudian pindah ke Magelang pada bulan desember 1949. Belanda
kemudian mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 desember 1949 melalui
Republik Indonesia Serikat. Jenderal Sudirman saat itu juga diangkat sebagai Panglima
Besar TNI.
Menurut biografi jenderal Sudirman, Diketahui setelah berjuang keras melawan
penyakitnya, Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar Sudirman wafat di Magelang.
Pemakamannya ke Yogyakarta diiringi oleh konvoi empat tank serta 80 kendaraan
bermotor.
Setelah Ananda membaca dan mengamati ulasan tentang Jendral Besar Soedirman, sikap
apasajakah yang dapat diteladani dari tokoh tersebut? Coba tuliskan pada daftardibawah
ini.
Sikap Tokoh Jendral Besar Soedirman yang perlu diteladani adalah:
1. Bagi pelajar
a. ……………………………………………………………
b. ……………………………………………………………
c. ……………………………………………………………
112 ModulPPKNKelasVIII