Page 29 - PAI Kelas X
P. 29

menjadi damai dan tenang. Entah takarannya besar atau kecil, semuanya
                  pasti memberikan manfaat. Terpenting  dari  semua itu  adalah  berbuat
                  baik dengan menempuh jalan yang halal dan tidak bertentangan dengan
                  perintah Allah Swt.

                    Kisah Hikmah

                                                          Kisah Sahabat Nabi saw.
                                                       (Hamzah bin Abdul Muthalib)
                    Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan sahabat sekaligus paman Nabi saw. yang memeluk Islam pada periode awal
                    (asabikunal-awalun). Hamzah dan Nabi Muhammad saw. memiliki kedekatan yang erat karena keduanya masih memiliki
                    hubungan kekerabatan. Ketika Nabi saw. berdakwah, Hamzah berusaha selalu melindunginya. Bahkan, ia tidak rela jika
                    ada yang menyakiti keponakannya itu.
                        Suatu waktu Hamzah mendengar berita bahwa Nabi Muhammad saw. dihina dan dijelek-jelekkan oleh kaum
                    Quraisy. Meskipun ia belum memeluk Islam, ia sangat marah. Saat itu Hamzah dengan suara lantang menyatakan
                    kepada kaum Quraisy bahwa dirinya sudah memeluk Islam. Mendengar hal tersebut, Rasulullah saw. mendoakannya
                    agar diberi keteguhan hati dalam memeluk Islam.
                        Hamzah merupakan sosok paling terdepan dalam membela Islam. Terutama Ketika kaum Quraisy gencar mem-
                    provokasi yang memicu perang terbuka. Sejak memeluk Islam, Hamzah bin Abdul Muthalib mempersembahkan semua
                    kemampuan serta hidupnya untuk Islam. Nabi Muhammad saw. memberinya gelar asadullāh wa asadurasūlihi (Singa
                    Allah Swt. dan Rasul-Nya).
                                                                                   Sumber: Khalid, Khalid Muhammad, Kisah 60 Sahabat



                  D. Pentingnya Berlomba-lomba dalam Kebaikan


                  Kebaikan merupakan hal yang bersifat relatif, maksudnya ialah seseorang
                  bisa saja mengatakan suatu hal yang ia telah lakukan sebagai kebaikan.
                  Namun, orang lain mengatakannya sebagai keburukan. Dalam Islam
                  ke baikan ialah hal-hal yang mendatangkan pahala, sedangkan berlomba-
                  lom ba dalam kebaikan dikenal dengan istilah fastabiqul khairat. Sementara
                  itu, makna berlomba-lomba dalam kebaikan ialah menjadikan kebaikan
                  sebagai tujuan pada setiap bidang. Oleh karena itu, jika seorang muslim
                  telah menentukan tujuan hidupnya maka sebaiknya ia melakukan yang
                  terbaik untuk mencapai tujuannya dan menjadi yang terbaik dalam
                  bidangnya. Ada banyak jenis kebaikan yang diperintahkan  oleh Allah    Sumber: https://bit.ly/3o7YFs9
                                                                                         Gambar 1.2  Membantu  sesama  termasuk
                  Swt.  Hal  itu  bertujuan  agar  para  hamba-Nya  dapat  berlomba-lomba   salah satu cara berkompetisi dalam berbuat
                  serta bersegera dalam hal kebaikan. Berikut  macam-macam  kebaikan     kebaikan
                  secara umum dalam ajaran Islam.

                  1.  Ibadah Fardu Ain

                  Ibadah yang  bersifat  fardu ain ialah ibadah yang  wajib dilakukan  oleh
                  perseorangan  muslim.  Dengan  kata lain, tidak boleh diwakilkan oleh   Ingatlah
                  orang  lain. Ibadah  yang bersifat  fardu ain, seperti  salat fardu, zakat,   Tangan di atas lebih baik dari-
                  puasa Ramadan, haji, belajar perkara yang diwajibkan bagi manusia dalam   pada tangan di bawah, berse-
                  hidupnya, jihad untuk  mempertahankan diri, jihad yang  diperintahkan   dekahlah dan jangan meminta-
                  oleh khalifah, dan sebagainya.                                          minta.





                                                                                      Bab I  Kompetisi dalam Kebaikan  13
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34