Page 25 - Akidah Akhlak Kelas VIII
P. 25

1.  Periode Diturunkannya Al-Qur’an

                      Turunnya Al-Qur’an dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekah dan periode Madinah.
                      Periode Mekah terbagi menjadi dua, yaitu periode Mekah pertama dan periode Mekah
                      kedua. Periode Mekah pertama berlangsung selama 4–5 tahun. Pada periode ini, dakwah
                      Islam belum luas dan ayat-ayat yang turun berisi tentang akidah, akhlak yang membentuk
                      kepribadian Rasulullah saw., tauhid (pengenalan tentang Allah Swt.), dan tentang bantahan
                      terhadap kehidupan masyarakat Jahiliah.
                          Periode Mekah kedua berlangsung 4–9 tahun. Pada masa ini dakwah Islam semakin
                      meluas sehingga semakin banyak orang yang berusaha menghalangi. Ayat-ayat yang
                      diturunkan pada periode ini berisi tentang kewajiban sebagai umat Islam, hari kiamat, dan
                      ancaman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah Swt.
                          Selanjutnya, periode Madinah berlangsung selama 10 tahun ketika Rasulullah saw. hijrah
                      dari Mekah ke Madinah. Masyarakat pada periode ini semakin terbentuk keimanannya. Pada
                      periode ini pula, kaum Yahudi dan Islam hidup berdampingan. Namun, seiring berjalannya
                      waktu, kaum Yahudi mulai menentang dakwah Islam yang dibawa Rasulullah saw.

                      2.  Pembukuan Al-Qur’an

                      Rasulullah saw. tidak dapat membaca dan menulis. Sehingga ketika menerima wahyu dari
                      Allah Swt., beliau langsung menyampaikan kepada para sahabat. Kemudian, para sahabat
                      mulai menghafalkannya dan ada pula yang menuliskannya di atas kulit pohon, batu, kain,
                      dan kulit hewan.
                          Al-Qur’an pertama kali dibukukan pada masa Khalifah Abu Bakar Sidik r.a. atas usulan
                      dari Umar bin Khattab r.a. Hal tersebut dilakukan karena kekhawatiran para sahabat terkait
                      kemurnian Al-Qur’an juga karena banyak penghafal Al-Qur’an yang mati syahid ketika
                      berperang. Zaid bin Tsabit yang dipercaya sebagai pemimpin dalam pengumpulan ayat-
                      ayat Al-Qur’an dari para sahabat. Baik ayat-ayat yang pernah dituliskan di batu, kain, kulit
                      pohon, kulit hewan, maupun dari lisan para penghafal Al-Qur’an.
                          Ayat-ayat Al-Qur’an yang telah terkumpul disatukan menjadi buku yang disimpan
                      oleh Abu Bakar Sidik r.a. Ketika Abu Bakar Sidik r.a. wafat, Umar bin Khattab r.a. yang
                      menyimpan himpunan Al-Qur’an hingga beliau wafat. Kemudian, himpunan ayat-ayat
                      Al-Qur’an itu diwariskan kepada anak Umar bin Khattab r.a. yang bernama Hafsah. Pada
                      masa Khalifah Usman bin Affan r.a., Al-Qur’an mulai diperbanyak salinannya karena umat
                      Islam semakin bertambah luas. Setelah itu, penggandaan dan pendistribusian Al-Qur’an
                      dilanjutkan oleh Huzaifah bin Yaman.



                        Tokoh
                                                        Zaid bin Tsabit
                        Zaid bin Tsabit dikenal sebagai sosok yang cerdas, jenius, dan mempunyai daya ingat yang
                        kuat. Beliau diberi kepercayaan oleh Rasulullah saw. untuk menjadi sekretarisnya. Selain itu,





                                                                 Bab I Al-Qur’an dan Keistimewaannya  5 5
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30