Page 53 - Sosiologi SMA Kelas XI Rev
P. 53
Soal AKM
Literasi
Mengenal Suku Badui, Suku Asli dari Provinsi Banten
atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka
seperti Urang Cibeo.
Suku Badui Luar dan Badui Dalam
Sementara dirangkum dari laman resmi Dinas Pariwisata
Provinsi Banten, suku Badui sendiri terdiri dari 2 macam,
yakni suku Badui Luar dan suku Badui Dalam. Secara
penampilan, suku Badui Dalam memakai baju dan ikat
kepala serba putih. Adapun suku Badui Luar memakai
pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru. Dilihat dari
jumlah penduduknya, masyarakat Badui Luar atau urang
penamping memiliki kelompok besar berjumlah ribuan
KONTAN.CO.ID Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat orang yang menempati puluhan kampung di bagian utara
mengenakan pakaian adat dari suku Badui yang berasal Kanekes seperti daerah Kaduketuk, Cikaju, Gajeboh,
dari Provinsi Banten saat menghadiri Sidang Tahunan MPR Kadukolot, Cisagu, dsb. Sementara di bagian selatan yang
RI tahun 2021 di Gedung Nusantara. “Busana yang dipakai terletak di pedalaman hutan ditempati masyarakat Badui
Presiden adalah pakaian adat suku Badui, yang berada Dalam atau Urang Dangka yang hanya berpenduduk ratusan
di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten,” ujar Staf Khusus jiwa serta tersebar di tiga daerah, yaitu kampung Cibeo,
Kementerian Sekretariat Negara Faldo Maldini dikutip Cikeusik, dan Cikartawana.
Kontan.co.id, Senin (15/8). Hingga saat ini masyarakat Badui Dalam masih
Lantas, seperti apa suku Badui yang berasal dari Provinsi meme gang kuat konsep pikukuh (aturan adat yang isi
Banten? terpentingnya mengenai keapaadaan) secara mutlak dalam
kesehariannya sehingga banyak pantangan yang masih
Mengenal suku Badui dari Banten sangat ketat diberlakukan. Hal ini berbeda dengan cara
Dirangkum dari laman Indonesia.go.id, asal muasal sebutan hidup masyarakat Badui Luar yang secara garis besar sudah
“Badui” adalah pemberian dari para peneliti Belanda yang sedikit terkontaminasi budaya modern. Masyarakat Badui
agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Luar juga mengenali teknologi berupa alatalat elektronik,
Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah walaupun sesuai pantangan adat yang berlaku mereka sama
pindah (nomaden). Kemungkinan lain asal sebutan Badui sekali tidak mempergunakannya, dan bahkan menolak
adalah karena adanya Sungai Badui dan Gunung Badui penggunaan listrik. Namun, hingga kini masyarakat Badui
yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Selain tidak mempergunakan transportasi apapun dan hanya
itu, suku Badui juga dikenal dengan Urang Kanekes atau berjalan kaki untuk bepergian. Mereka juga memilih tidak
Orang Kanekes. Orang Kanekes merupakan kelompok menggunakan alas kaki, tidak bepergian lebih dari 7 hari ke
etnis masyarakat adat suku Banten di wilayah Kabupaten luar Badui, membangun segala kebutuhan seperti rumah,
Lebak, Banten. Populasi Urang Kanekes ini diperkirakan jembatan, dsb, dengan bantuan alam, memanfaatkan alam,
26.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang dan untuk alam, serta memenuhi kebutuhan sandang,
mengisolasi diri mereka dari dunia luar. Sehingga, mereka pangan, dan papannya sendiri dengan menenun atau
sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes bercocok tanam.
atau “orang Kanekes” sesuai dengan nama wilayah mereka,
Sumber: https://bit.ly/3DGIl94
1. Suku Badui Dalam dan Badui Luar memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan. Suku Badui Dalam tidak
terbuka pada modernisasi seperti yang dilakukan oleh suku Badui Luar. Berdasarkan teks di atas, alasan suku Badui
Dalam tidak menerima modernisasi adalah…
A. kurangnya perhatian dari pemerintah
B. masih memegang kuat konsep pikukuh
C. terlambat mengikuti alur modernisasi
D. tinggal di wilayah yang jauh dari perkotaan
E. tidak adanya sosialisasi mengenai modernisasi
Bab I Kelompok Sosial 41