Page 28 - TUGAS LAPANGAN BIOKONSERVASI
P. 28
Potensi Flora, Kihaji (Dysoxylum sp.), Kileho (Saurauia
blumiana), Kondang (Ficus variegata), Kiara (Ficus sp.), Bungur
(Lagerstroemia speciosa) dan Huru (Litsea sp.), sedangkan
jenis tumbuhan bawah diantaranya Rotan (Calamus sp.),
Tepus (Amomum coccineum) dan Langkap (Arenga
sp.)Sedangkan potensi faunanya, terdapat Kalong (Pteropus
vampyrus). Jenis fauna lainnya adalah Trenggiling (Manis
javanica), Biawak (Varanus salvator), Ular sanca (Phyton
reticulatus) dan beberapa jenis burung seperti Burung Hantu
(Otus scops), Elang (Haliastur indus) dan Gelatik (Munia sp.)
(Profil klhk, bbksda jabar).
4. Etnokonservasi
Walaupun masyarakat di desa Panjalu tidak terlalu
mempermasalahkan dengan adanya peresmian cagar alam
nusa gede sebagai area konservasi, bahkan masyarakat
mendukung sepenuh nya dengan adanya konservasi tersebut.
Kondisi Kawasan Cagar Alam Nusa Gede dan Cagar Budaya
terjaga dengan baik. Kelestariannya merupakan cermin
kecintaan masyarakat setempat kepada lingkungan yang
diwariskan secara turun-temurun melalui isyarat tabu yang
tersimpan dalam kata “pamali” (Pandji, 2014). Keberadaan
makam keramat dan ritual tahunan Nyangku dapat menjadi
indikasi kawasan ini sebagai hutan yang dikeramatkan. Cagar
Alam Nusa Gede dan Cagar Budaya terjaga oleh kearifan
masyarakat lokal dan tidak terusik oleh kedatangan para
pengunjung dari berbagai kota di Pulau Jawa. Tatanan yang
melekat pada anggota masyarakat sekitarnya terhadap
kawasan selama ini berjalan baik dan berhasil
mempertahankan keutuhannya.

