Page 35 - E-Modul Hidrokarbon & Minyak Bumi
P. 35
Transisi Kompor LPG ke Kompor Listrik,
Apakah Tepat?
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 1.4 Gas LPG Gambar 1.5 Kompor Listrik
Sumber: www.canva.com Sumber: www.canva.com
Kompor LPG dan kompor listrik telah menjadi dua pilihan utama dalam
memasak sehari-hari. LPG (Liquefied Petroleum Gas) adalah campuran
hidrokarbon dari gas alam yang dicairkan dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhu. Komponen utamanya adalah senyawa alkana yaitu propana
(C₃H₈) dan butana (C₄H₁₀). Proses pembakaran LPG melibatkan reaksi
hidrokarbon (propana dan butana) dengan oksigen (O₂) menghasilkan energi
panas, karbon dioksida (CO₂), dan uap air (H₂O). Proses ini adalah contoh reaksi
pembakaran sempurna dari senyawa hidrokarbon (Aditama & Rohmawanto,
2014). Namun, pembakaran LPG juga menghasilkan emisi gas rumah kaca dan
meningkatkan emisi karbon di udara (J. Morganti, et al., 2013). Di sisi lain,
kompor listrik menggunakan energi listrik untuk menghasilkan panas. Energi
listrik ini dapat berasal dari sumber terbarukan atau tidak terbarukan.
Isu ini memicu perdebatan di masyarakat. LPG dianggap lebih murah dan
mudah diakses, terutama di daerah pedesaan yang belum terjangkau listrik
stabil. Namun dari segi keamanan tentunya kompor listrik memiliki kelebihan
karena tidak ada kemungkinan meledak seperti gas LPG (Hasanah & Handayani,
2016). Kompor listrik juga lebih praktis, karena tidak perlu mengganti tabung
gas. Selain itu melihat isu kelangkaan gas LPG yang terjadi saat ini serta
keamanannya, apakah benar kompor listrik dapat menjadi solusi?
18