Page 2 - tes 123
P. 2

Konsep  MPP  ini  terinspirasi  dari Public  Service  Hall (PSH)  yang  ada  di  Georgia,  yakni  pusat

               pelayanan terpadu dan terintegrasi, baik antar kementerian maupun dengan pemerintah lokal.

               Sejak tahun 2018, Kementerian PANRB terus mendorong sejumlah pemda untuk menerapkan

               konsep MPP di daerahnya.
                       Mempelajari  hal  itu,  lalu  disesuaikan  dalam  konteks  indonesia,  Kemenpan  RB

               menghadirkan  Mal  Pelayanan  Publik  (MPP)  Indonesia,  yang  lebih  progresif  memadukan

               pelayanan dari pemerintah pusat, daerah dan swasta dalam satu tempat. Bahkan menyatukan
               pelayanan  publik  lintas  kewenangan  yang  pada  umumnya  sulit  dilakukan  karena  struktur

               birokrasi di Indonesia yang sangat besar.

                       Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa mengatakan, saat ini MPP sudah terbangun

               di  sejumlah  daerah,  antara  lain  Kota  Batam,  Provinsi  DKI  Jakarta,  Kota  Bekasi,  Kabupaten

               Banyuwangi, Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, Kota Surabaya, Kabupaten Tomohon, dan
               Kota Bitung.

                       Dikatakan, pembangunan MPP sejalan dengan kebijakan Gerakan Indonesia Melayani,

               yang  tertuang  dalam  Instruksi  Presiden  No.  12/2016.  Dalam  hal  ini,  Kementerian  PANRB
               mendapat  mandat  untuk  mengkoordinasikan  Program  Gerakan  Indonesia  Melayani  (GIM),

               sebagai  bagian dari  Gerakan  Nasional  Revolusi Mental  (GNRM),  yang meliputi  lima  Gerakan.

               Empat gerakan lainnya adalah  Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan

               Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

                       Kehadiran Mal Pelayanan Publik, juga tidak mendegradasi generasi Pelayanan Terpadu
               Satu  Pintu  (PTSP),  justru  ini  keistimewaannya  MPP  dapat  memayungi  PTSP  tanpa  pula

               mematikan pelayanan yang sudah ada sebelumnya. Sebab PTSP di daerah sebenarnya sudah

               berjalan baik (melalui kerangka 7 regulasi PP nomor 18/ 2016 tentang perangkat daerah).
                       Namun,  ada  kendala  yang  perlu  disempurnakan,  antara  lain  sebagian  besar  perizinan

               bergantung pada dinas teknisnya sehingga terjadi kelambatan proses; beberapa pemda belum

               mengikat  perizinan  dengan  sertifikasi  ISO  sehingga  ada  celah  tidak  terkontrol  dan  tidak

               transparan sehingga menjadi temuan lembaga pengawasan.
   1   2   3