Page 24 - Mahmud dan Sawah Ajaib
P. 24

penangkapan ikan tidak menyalahi aturan panglima laut,
            tetap mengedepankan keberlangsungan biota laut dan
            tidak merusak ekosistem laut setempat.

                 Hukum adat laut di Aceh ini mirip dengan tradisi sasi
            di Maluku Tengah dan Maluku Tenggara, tradisi pamali
            mamanci ikang di Maluku Utara, dan tradisi awig-awig

            di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Secara umum
            tradisi-tradisi adat nelayan tersebut melarang melakukan
            tindakan yang merusak ekosistem laut dan pesisir pantai
            untuk kepentingan generasi nelayan di masa mendatang.

                 Sebagai  kampung  nelayan,  Krong  Raya,  kampung
            Lem Mahmud, telah melahirkan pelaut-pelaut tangguh di
            masanya. Salah satu yang melegenda adalah Laksamana

            Keumalahayati. Beliau hidup pada masa Kesultanan Aceh
            dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV yang
            memerintah antara tahun 1589—1604 M. Konon, Srikandi

            Keumalahayati tercatat sebagai laksamana perempuan
            pertama di dunia.
                 Pada masa Kesultanan Aceh ia begitu berjasa besar

            dalam mengusir Portugis yang hendak menguasai tanah
            Aceh. Saat itu, Keumalahayati menjadi penggagas
            sekaligus  komandan  dari  Laskar  Inong Balee  yang
            legendaris. Dalam bahasa Aceh, inong berarti ‘wanita’,

            sedangkan  balee berarti ‘janda’. Jadi, laskar  Inong
            Balee merupakan pasukan khusus yang beranggotakan





                                          12
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29